Penemuan-penemuan muslim yang mengubah dunia
Kehidupan moden tak lepas dari penemuan-penemuan ilmuwan muslim. Projek 1001 kembali mengingatkan sejarah 1000 tahun warisan muslim yang dilupakan.
“Ada sebuah lubang dalam ilmu pengetahuan manusia, melompat dari zaman Renaisance langsung kepada Yunani,” ujar Pengerusi Yayasan Sains, Teknologi dan Peradaban Profesor Salim al-Hassani pemimpin 1001 Penemuan.
Penemuan 1001 di Pameran Museum Sains London mendedahkan banyak perkara yang menegaskan kembali sumbangan peradaban non-barat, seperti kerajaan muslim yang suatu waktu pernah meliputi Spanyol dan Portugis, Itali selatan dan terbentang seluas daratan China.
Inilah penemuan muslim yang luar biasa:
1. Operasi Bedah
Sekitar tahun 1000, seorang doktor Al Zahrawi menerbitkan 1500 halaman ensiklopedia berilustrasi tentang operasi bedah yang digunakan di Eropah sebagai rujukan pakar perubatan selama lebih dari 500 tahun. Diantara banyak penemuan, Zahrawi yang menggunakan larutan usus kucing menjadi benang jahitan, sebelum menangani operasi kedua untuk memindahkan jahitan pada luka. Dia juga yang dilaporkan melakukan operasi caesar dan menciptakan sepasang alat penyepit untuk pembedahan.
2. Kopi
Saat ini warga dunia meminum sajian khas tersebut tetapi, kopi pertama kali dibuat di Yaman pada sekitar abad ke-9. Pada awalnya kopi membantu kaum sufi tetap terjaga ibadah larut malam. Kemudian dibawa ke Kaherah oleh sekelompok pelajrt yang kemudian kopi disukai oleh seluruh kerajaan. Pada abad ke-13 kopi menyeberang ke Turki, tetapi baru pada abad ke-16 ketika kacang mulai direbus di Eropah, kopi dibawa ke Itali oleh pedagang Venice.
3. Mesin Terbang
Abbas ibn Firnas adalah orang pertama yang mencuba membuat konstruksi sebuah pesawat terbang dan menerbangkannya. Di abad ke-9 dia melakarkan sebuah perangkat sayap dan secara khusus membentuk layaknya kostum burung. Dalam percubaannya yang terkenal di Kordova Spanyol, Firnas terbang tinggi untuk beberapa saat sebelum kemudian jatuh ke tanah dan mematahkan tulang belakangnya. Desain yang dibuatnya secara tidak terduga menjadi inspirasi bagi seniman Itali Leonardo da Vinci ratusan tahun kemudian.
4. Universiti
Pada tahun 859 seorang putri muda bernama Fatima al-Firhi mendirikan sebuah universiti tingkat pertama di Fez Maroko. Saudara perempuannya Miriam mendirikan masjid indah secara bersamaan menjadi masjid dan universitas al-Qarawiyyin dan terus beroperasi selama 1.200 tahun kemudian. Hassani mengatakan dia berharap orang akan ingat bahwa belajar adalah inti utama tradisi Islam dan cerita tentang al-Firhi bersaudara akan menginspirasi wanita muslim di mana pun di dunia.
5. Aljabar
Kata aljabar berasal dari judul kitab ahli matematik terkenal Persia abad ke-9 ‘Kitab al-Jabr Wal-Mugabala’, yang diterjemahkan ke dalam buku ‘The Book of Reasoning and Balancing’. Membangun akar sistem Yunani dan Hindu, aljabar adalah sistem pemersatu untuk nombor rasional, nombor tidak rasional dan gelombang magnitud. Matematikawan lainnya Al-Khwarizmi juga yang pertama kali memperkenalkan konsep angka menjadi bilangan yang bisa menjadi kekuatan.
6. Optik
“Banyak kemajuan penting dalam studi optik datang dari dunia muslm,” ujar Hassani. Diantara tahun 1000 Ibn al-Haitham membuktikan bahwa manusia melihat objek dari refleksi cahaya dan masuk ke mata, mengacuhkan teori Euclid dan Ptolemy bahwa cahaya dihasilkan dari dalam mata sendiri. Ahli Fizik hebat muslim lainnya juga menemukan fenomena pengukuran kamera di mana dijelaskan bagaimana mata gambar dapat terlihat dengan hubungan antara optik dan otak.
7. Muzik
Muzik muslim memiliki pengaruh signifikan di Eropah. Di antara banyak instrumen yang hadir ke Eropah melalui timur tengah adalah lute dan rahab, nenek moyang biola. Skala notasi musik modern juga dikatakan berasal dari alfabet Arab.
8. Berus Gigi
Menurut Hassani, Nabi Muhammad SAW mempopularkan penggunaan berus gigi pertama kali pada tahun 600. Menggunakan ranting pohon Miswak, untuk membersihkan gigi dan menyegarkan nafas. Substansi kandungan di dalam Miswak juga digunakan dalam ubat gigi moden.
9. Engkol
Banyak dasar sistem automatis moden pertama kali berasal dari dunia muslim, termasuk pemutar yang menghubungkan sistem. Dengan menukarkan gerakan memutar dengan gerakan lurus, pemutar memungkinankan objek berat terangkat relatif lebih mudah. Teknologi tersebut ditemukan oleh Al-jazari pada abad ke-12, kemudian digunakan dalam penggunaan basikal hingga kini
10. Penemuan Sabun di Dunia Islam
Salah satu penemuan penting yang dicapai umat Islam di era keemasan adalah sabun. Sejak abad ke- 7 M, umat Muslim telah mengembangkan sebuah gaya hidup higienis yang mutakhir. Menurut Ahmad Y Al-Hassan dalam bukunya berjudul, Technology Transfer in the Chemical Industries, kota-kota Islam seperti Nablus (Palestin), Kufah (Irak), dan Basrah (Irak) telah menjadi pusat industri sabun.‘’Sabun yang kita kenal hari ini adalah warisan dari peradaban Islam,’’ papar Al-Hassan. Menurut Al-Hassan, sabun yang terbuat dari minyak sayuran, seperti minyak zaitun serta minyak aroma, pertama kali dihasilkan para ahli kimia Muslim di era kekhalifahan. Salah seorang sarjana Muslim yang telah mampu menciptakan formula sabun adalah Al-Razikimiawan legendaris dari Persia.
‘’Hingga kini, formula untuk membuat sabun tak pernah berubah,’’ cetus Al-Hassan. Sabun yang dibuat umat Muslim di zaman kejayaan sudah menggunakan pewarna dan pewangi. Selain itu, ada sabun cair dan ada pula sabun basuh tangan. Bahkan, pada masa itu sudah tercipta sabun khusus untuk mencukur kumis dan janggut. Harga sabun pada 981 M berkisar tiga Dirham (koin perak) atau setara 0,3 Dinar (koin emas). Resepi pembuatan sabun di dunia Islam juga telah ditulis seorang doktor terkemuka dari Andalusia Sepanyol Islam bernama Abu Al-Qasim Al-Zahrawi alias Abulcassis (936-1013 M).
11. ROBOT
Patung-patung bergerak al-Jazari
Banyak yang menyangka Robot pertama diciptakan oleh sang genius Leonardo da Vinci di tahun 1495. Tapi lihat ini di Wikipedia. Di tahun 1206, seorang ilmuwan bernama Al-Jazari sudah menciptakan sebuah ”mesin” yang bisa bergerak-gerak menggunakan tenaga air berbentuk manusia.
Ini, adalah salahsatu Robot pertama dalam sejarah manusia. Khususnya adalah robot pertama yang diprogram secara mekanis, the first programmable humanoid robots. Robot-robot ini berbentuk musisi yang secara otomatis boleh memainkan alat muzik bila dihidupkan. Lihat di Wikipedia : Robot, History of Robots. Para ilmuwan Islam sudah membuatnya jauh sebelum Leonardo Da Vinci.
12. Rumus graviti universal
Penemuan "Hukum Graviti Universal" oleh Newton (Principia, 1687) dianggap sebagai salah satu puncak tertinggi dari seluruh eskalasi kecerdasan spesies manusia. Tapi lihat juga ini di Wikipedia. Seorang ilmuwan bernama Muhammad Ibn Musa di abad 9 sudah menciptakan hipotesis akan adanya suatu Daya Tarik raksasa dalam pergerakan benda-benda luar angkasa. Ilmuwan Islam bahkan sudah mendahului Newton.
13. Angka 0, 1-9
Bayangkan saja angka-angka standar 0, 1-9 yang sekarang digunakan di seluruh dunia. Angka-angka ini diperkenalkan pertama kalinya oleh ilmuwan Islam. Nama ilmuwan genius itu adalah Al-Khwarizmi.
Dia juga menciptakan sistem penghitungan aljabar, yang dalam bahasa Inggris antarabangsa dikenal sebagai Algebra, yang diambil dari judul buku Al-Khwarizmi, Hisab al-jabr w’al-muqabala. Al-Khwarizmi dianggap sebagai Bapak Aljabar Dunia.
Dan Algorithma (algorithm) yang tentu menjadi inti flowchart pemecahan masalah dan sistem sebuah program komputer, berasal dari nama Al-Khwarizmi. Al-Khawrimi adalah seorang genius yang merubah seluruh dunia.
Jumat, 28 Februari 2014
Jumat, 21 Februari 2014
kisah isra'mikraj rasulullah saw
Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab Shahih-nya dari Anas Ibnu Malik bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Didatangkan
untukku Buraq yang merupakan hewan putih, panjangnya diatas himar dan
dibawah bagal, kukunya berada di akhir ujungnya. Beliau bersabda, `Aku
segera menunggainya hingga tiba di Baitul Maqdis.' Beliau bersabda,
`Lalu ia mengikatnya dengan tali (rantai) yang biasa dipakai oleh para
nabi untuk mengikat.' Beliau melanjutkan, `Kemudian aku memasuki masjid
(Baitul Maqdis) dan mendirikan shalat dua rakaat. Setelah itu, aku
keluar. Lalu Malaikat Jibril a.s. mendatangiku dan menyodorkan dua buah
gelas yang satu berisi khamar dan lainnya berisi susu. Aku memilih gelas
yang berisi susu dan Jibril a.s. berkata, `Engkau telah memilih
kesucian.'
Kemudian ia naik bersamaku ke langit yang pertama. Jibril meminta dibukakan pintu. Lalu (malaikat penjaga langit pertama) bertanya, `Siapakah kamu.' Jibril a.s. menjawab, `Jibril.' Kemudian ia ditanya lagi, `Siapakah yang besertamu?' Jibril a.s. menjawab, `Muhammad.' Malaikat itu bertanya, `Apakah kamu diutus?' Jibril menjawab, `Ya, aku diutus.' Lalu pintu langit dibukakan untuk kami. Ternyata aku bertemu dengan Nabi Adam a.s. Ia menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan.
Setelah itu Jibril a.s. naik bersamaku ke langit yang kedua dan meminta dibukakan pintu. Lalu pintu langit kedua dibukakan untuk kami. Di sana aku bertemu dengan dua putra paman Isa bin Maryam dan Yahya bin Zakaria a.s., keduanya menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan.
Lalu Jibril a.s. naik bersamaku ke langit yang ketiga dan meminta dibukakan pintu langit ketiga. Lalu pintu langit ketiga dibukakan untuk kami. Di sana aku bertemu dengan Yusuf a.s. yang telah dianugerahi sebagian nikmat ketampanan. Ia menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan.
Kemudian Jibril a.s. naik bersamaku ke langit keempat dan meminta dibukakan pintu langit keempat. Lalu pintu langit keempat dibukakan untuk kami. Di sana aku bertemu dengan Idris a.s. yang menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan. Allah SWT berfirman, `Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.'
Setelah itu Jibril a.s. kembali naik bersamaku ke langit yang kelima dan meminta dibukakan pintu langit kelima. Lalu ia membukakan pintu langit yang kelima untuk kami, Di sana aku bertemu dengan Harun a.s. yang menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan.
Malaikat Jibril a.s. kembali naik bersamaku ke langit yang keenam dan meminta dibukakan pintu untuk kami. Lalu ia membukakan pintu keenam untuk kami. Di sana aku bertemu dengan Musa a.s. yang menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan.
Lalu Jibril a.s. naik lagi bersamaku ke langit yang ketujuh dan meminta dibukakan pintu langit ketujuh. Kemudian malaikat penjaga pintu langit ketujuh membukakan pintu untuk kami. Di sana aku bertemu dengan Ibrahim a.s. yang menyandarkan punggungnya ke Baitul Ma'mur yang setiap harinya dimasuki oleh tujuh puluh ribu malaikat dan tidak kembali kepadanya -sebelum menyelesaikan urusannya.
Kemudian ia naik bersamaku ke langit yang pertama. Jibril meminta dibukakan pintu. Lalu (malaikat penjaga langit pertama) bertanya, `Siapakah kamu.' Jibril a.s. menjawab, `Jibril.' Kemudian ia ditanya lagi, `Siapakah yang besertamu?' Jibril a.s. menjawab, `Muhammad.' Malaikat itu bertanya, `Apakah kamu diutus?' Jibril menjawab, `Ya, aku diutus.' Lalu pintu langit dibukakan untuk kami. Ternyata aku bertemu dengan Nabi Adam a.s. Ia menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan.
Setelah itu Jibril a.s. naik bersamaku ke langit yang kedua dan meminta dibukakan pintu. Lalu pintu langit kedua dibukakan untuk kami. Di sana aku bertemu dengan dua putra paman Isa bin Maryam dan Yahya bin Zakaria a.s., keduanya menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan.
Lalu Jibril a.s. naik bersamaku ke langit yang ketiga dan meminta dibukakan pintu langit ketiga. Lalu pintu langit ketiga dibukakan untuk kami. Di sana aku bertemu dengan Yusuf a.s. yang telah dianugerahi sebagian nikmat ketampanan. Ia menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan.
Kemudian Jibril a.s. naik bersamaku ke langit keempat dan meminta dibukakan pintu langit keempat. Lalu pintu langit keempat dibukakan untuk kami. Di sana aku bertemu dengan Idris a.s. yang menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan. Allah SWT berfirman, `Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.'
Setelah itu Jibril a.s. kembali naik bersamaku ke langit yang kelima dan meminta dibukakan pintu langit kelima. Lalu ia membukakan pintu langit yang kelima untuk kami, Di sana aku bertemu dengan Harun a.s. yang menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan.
Malaikat Jibril a.s. kembali naik bersamaku ke langit yang keenam dan meminta dibukakan pintu untuk kami. Lalu ia membukakan pintu keenam untuk kami. Di sana aku bertemu dengan Musa a.s. yang menyambutku dan mendoakanku dengan kebaikan.
Lalu Jibril a.s. naik lagi bersamaku ke langit yang ketujuh dan meminta dibukakan pintu langit ketujuh. Kemudian malaikat penjaga pintu langit ketujuh membukakan pintu untuk kami. Di sana aku bertemu dengan Ibrahim a.s. yang menyandarkan punggungnya ke Baitul Ma'mur yang setiap harinya dimasuki oleh tujuh puluh ribu malaikat dan tidak kembali kepadanya -sebelum menyelesaikan urusannya.
Setelah itu, ia pergi bersamaku ke Sidratul Muntaha.
Ternyata, daun-daunnya sebesar kuping gajah dan buah-buahannya
menyerupai buah anggur. Begitu perintah Allah SWT menyelubunginya dan
menyelubungi apa-apa yang akan diselubungi, ia segera berubah. Tidak ada
seorang makhluk Allah pun yang mampu menyifati keindahan dan
keelokannya. Lalu Allah Maha Agung mewahyukan apa-apa yang akan
diwahyukan-Nya kepadaku dan mewajibkanku untuk mendirikan shalat lima
puluh kali setiap hari sehari semalam.
Setelah itu, aku turun menemui Musa a.s.. Ia bertanya kepadaku, `Apakah
gerangan yang telah diwajibkan Allah SWT atas umatmu.' Aku menjawab,'
Mendirikan shalat sebanyak lima puluh kali.' Kemudian ia berkata,
`Kembalilah kepada Rabb-mu dan mohonlah kepada-Nya keringanan.
Sesungguhnya umatmu tidak memiliki kemampuan untuk melakukan itu.
Sesungguhnya aku telah berpengalaman mencobanya kepada Bani Israel.'
Beliau melanjutkan sabdanya, `Kemudian aku kembali kepada Rabb-ku dan
memohon, `Wahai Rabb, berikanlah keringan untuk umatku.' Dan Ia
mengurangi menjadi lima kali.
Setelah itu, aku kembali menemui Musa a.s. dan kukatakan kepadanya, `Ia
telah mengurangi menjadi lima kali.' Namun Musa a.s. kembali berkata,
`Sesungguhnya umatmu tidak memiliki kemampuan untuk melakukan hal itu.
Karena itu kembalilah kepada Rabb-mu dan mohonlah keringanan.' Lalu aku
bolak-balik bertemu antara Rabb-ku Yang Maha Tinggi dengan Musa a.s..
Lalu Dia berfirman, `Wahai Muhammad, sesungguhnya kelima shalat itu
dilaksanakan setiap sehari semalam. Setiap shalat dihitung sepuluh yang
berarti berjumlah lima puluh shalat. Barang siapa yang ingin melakukan
suatu kebaikan kemudian tidak melaksanakannya, maka Ku-tuliskan untuknya
satu kebaikan. Dan jika ia mengerjakannya, maka Ku-tuliskan untuknya
sepuluh kebaikan. Barangsiapa ingin melakukan kejelekan kemudian tidak
melakukannya, maka Aku tidak menulis apa-apa padanya. Dan jika ia
mengerjakannya, maka Aku menuliskannya satu kejelekan.'
Beliau kembali melanjutkan sabdanya, `Lalu aku turun hingga sampai
kepada Musa a.s. dan memberitahukan hal tersebut. Musa a.s. berkata,
`Kembalilah kepada Rabb-mu dan memohonlah keringanan.' Saat itu
Rasulullah saw. bersabda, `Aku katakan kepadanya, `Aku telah berulang
kali kembali kepada Rabb-ku hingga aku merasa malu kepada-Nya.'"
sejarah isra'mirajnya nabi muhammad saw
KISAH ISRA' DAN MIRAJ NABI MUHAMMAD SAW
Isra Mi’raj merupakan peristiwa terbesar yang pernah terjadi dalam
sejarah kehidupan manusia, yaitu di mana seorang manusia dipertemukan
dengan Penciptanya secara langsung dalam kehidupan dunia ini. Peristiwa
tersebut hanya dianugerahkan Allah kepada baginda, Nabi Besar Muhammad
saw. Tentunya dalam perjalanan itu banyak sekali pelajaran dan hikmah
yang dapat kita petik. Jika dalam perjalanan keluar kota saja kita dapat
memetik banyak pelajaran, bagaimana kiranya dalam perjalanan menjelajah
alam semesta yang tujuan utamanya adalah untuk bertemu dengan Allah?
Berikut inilah ringkasan kisahnya
Pada suatu malam Nabi Muhammad SAW berada di Hijir Ismail dekat Ka'bah
al Musyarrofah, saat itu beliau berbaring diantara paman beliau,
Sayyiduna Hamzah dan sepupu beliau, Sayyiduna Jakfar bin Abi Thalib,
tiba-tiba Malaikat Jibril, Mikail dan Israfil menghampiri beliau lalu
membawa beliau ke arah sumur zamzam, setibanya di sana kemudian mereka
merebahkan tubuh Rasulullah yang kemudian Jibril as membelah dada beliau
yang mulya sampai di bawah perut beliau, lalu Jibril berkata kepada
Mikail:
"Datangkan kepadaku nampan dengan air zam-zam agar aku bersihkan hatinya dan aku lapangkan dadanya".
Pembedahan menjelang Isra ini merupakan pembedahan keempat kalinya;
yang pertama ketika beliau masih menyusu pada Siti Halimah Sa’diyah,
yang kedua ketika usia baligh, yang ketiga ketika diangkat menjadi
utusan (rasul), dan keempat ketika akan diisrakan.
Kemudian
Jibril AS mengeluarkan hati beliau yang mulya lalu menyucinya tiga kali,
kemudian didatangkan satu nampan emas dipenuhi hikmah dan keimanan,
kemudian dituangkan ke dalam hati beliau, maka penuhlah hati itu dengan
kesabaran, keyakinan, ilmu dan kepasrahan penuh kepada Allah, lalu
ditutup kembali oleh Jibril AS.
Dan perlu diketahui bahwa
penyucian ini bukan berarti hati Nabi kotor, tidak, justru Nabi sudah
diciptakan oleh Allah dengan hati yang paling suci dan mulya, hal ini
tidak lain untuk menambah kebersihan diatas kebersihan, kesucian diatas
kesucian, dan untuk lebih memantapkan dan menguatkan hati beliau, karena
akan melakukan suatu perjalanan maha dahsyat dan penuh hikmah serta
sebagai kesiapan untuk berjumpa dengan Allah SWT. Habib Ali bin Muhammad
al-Habsyi mengatakan di dalam kitab Simtudduror:
Mereka membaringkannya dengan hati-hati
Lalu membelah dadanya dengan lemah lembut
Dan mengeluarkan apa yang mereka keluarkan
Lalu menyimpankan rahasia ilmu dan hikmah ke
dalamnya
“Tiada suatu kotoran menganggu
yang dikeluarkan malaikat dari hatinya,
Tapi mereka hanya menambahkan
Kesucian di atas kesucian…”
Dalam syarahannya mengenai hadis Isra dan Mi’raj pada kitab At-Taajul
Jaami’lil ushuul fi ahaadiitsir rasuul, Syeikh Manshur Ali Nashif
menulis: Sesudah itu mereka (para malaikat) mendatangkan kepada
Rasululah seekor hewan putih lebih kecil dari baghal tetapi lebih besar
dari keledai, yaitu hewan buraq. Buroq tersebut dahulunya sering dinaiki
oleh para nabi sebelum Nabi Muhammad saw. Buroq adalah hewan yang
besarnya lebih tinggi dari keledai tetapi lebih rendah dari baghal;
warna kulitnya putih dan mempunyai dua sayap yang ada di sebelah kanan
dan kirinya. Sekali lompat dapat mencapai sejauh matanya memandang;
apabila turun kedua kaki depannya memanjang, dan apabila naik kedua kaki
belakangnya memanjang, sehingga punggungnya tetap stabil. Nabi saw
menaikinya lalu terbang dengan diiringi oleh Malaikat Jibril dan
Malaikat Mikail.
Mereka terus melaju, mengarungi alam ciptaan Allah SWT yang penuh keajaiban dan hikmah dengan Inayah dan Rahmat-Nya.
Saudaraku, jika kita perhatikan dengan baik Isra Mi’raj Nabi Muhammad
saw, maka tampaklah sebuah kenyataan bahwa perjalanan itu merupakan
perjalanan menuju tempat-tempat yang berkah, menemui manusia-manusia
yang berkah dan kemudian bertemu dengan sumber segala keberkahan, yaitu
Allah yang Maha Kuasa. Secara jelas Allah mewahyukan:
Allah berfirman:
سُبْحَانَ الَّذِيْ أَسْـرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِنَ الْمَسْــجِدِ
الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْـجِدِ الأَقْصى الَّــذِيْ بَارَكْنَا حَوْلَهُ
لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ .
Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam
dari Al Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami BERKAHI
sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda
(kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha
Melihat. (Al-Isra, 17:1)
Nabi saw berangkat dari Mekah, kota
yang penuh berkah, menuju Masjidil Aqsha yang penuh berkah dan
sebelumnya juga singgah di tempat-tempat yang berkah. Dalam sebuah Hadis
yang diriwayatkan oleh Imam Nasa’i, Rasulullah saw bersabda:
“Aku diberi seekor hewan yang lebih tinggi dari keledai dan lebih rendah
dari baghal. Langkah hewan itu sejauh pandangannya. Aku menungganginya,
dan Jibril Alaihissalam mendampingiku. Aku pun pergi. Di sebuah tempat
Jibril berkata, “Turunlah, shalatlah di sini.” Aku pun turun dan shalat.
Setelah itu Jibril berkata, “Tahukah di mana engkau tadi shalat?”
Engkau tadi shalat di Thaibah (Madinah), di sanalah tempat hijrahmu.”
(Setelah melanjutkan perjalanan) Jibril berkata, “Turunlah di sini dan
shalatlah.” Aku pun melaksanakan permintaannya. Setelah itu Jibril
berkata, “Tahukah di mana engkau tadi shalat? Engkau shalat di Thursina,
di mana Allah ‘Azza wa Jalla berbicara kepada Musa ‘Alaihissalam.”
(Setelah melanjutkan perjalanan) Jibril berkata, “Turunlah di sini dan
shalatlah.” Aku pun turun dan shalat. Setelah itu Jibril berkata,
“Tahukah di mana engkau tadi shalat? Engkau shalat di Bethlehem, tempat
kelahiran Isa Alaihissalam.” Setelah itu aku memasuki Baitul Maqdis, di
sana semua Nabi ‘Alaihissalam dikumpulkan untuk (bertemu dengan)ku.
Jibril kemudian membawaku ke depan (untuk menjadi imam). Aku pun lalu
mengimami mereka…” (HR Nasa’i)
Coba anda perhatikan, ternyata
Nabi saw diajak untuk singgah di tempat-tempat yang penuh berkah. Beliau
saw singgah di Madinah, dan shalat di sana, singgah di bukit Thursina,
tempat di mana Nabi Musa as diangkat menjadi Rasul, dan beliau shalat di
sana. Kemudian beliau singgah di Bethlehem, tempat kelahiran Nabi Isa
as, dan shalat di sana. Perjalanan ini berawal dari Makkah di mana
terdapat Kabah yang DIBERKAHI dan merupakan pusat ibadah umat islam. Ia
merupakan rumah pertama yang dibangun di muka bumi. Usia kabah setara
dengan usia bumi ini. Allah mewahyukan:
“Sesungguhnya rumah
yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah
Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang DIBERKAHI dan menjadi petunjuk
bagi semua manusia.” (Ali Imran, 3:96)
Siapapun yang berkunjung
ke sana akan mendapatkan banyak manfaat, ia akan bertemu manusia dari
segala bangsa, mendapat percikan cahaya iman mereka, dapat pula
memperoleh keuntungan duniawi, memberikan rasa aman (3:97), dan pahala
ibadah yang kita lakukan di sekitar kabah berlipat ganda dibandingkan di
tempat lain.
Persinggahan Isra’ Rasulullah diantaranya adalah
Thaibah yakni Kota Madinah yang memiliki banyak keberkahan. Kota inilah
pelabuhan hijrah Nabi Muhammad saw beserta para sahabat. Dari kota
inilah cahaya Islam menyebar ke seluruh penjuru dunia. Dari sekian
banyak keberkahan, keberkahan terbesar Madinah adalah bersemayamnya Nabi
Muhammad saw di sana. Tidak ada tanah yang lebih mulia dari tanah yang
di dalamnya terdapat tubuh manusai yang paling bertakwa, yang paling
mulia, yang paling dicintai Allah yaitu baginda Rasulullah saw. Ingatkah
Anda ketika pemuda Anshar kurang puas dengan pembagian hasil perang, di
mana Nabi saw lebih banyak memberi warga Mekah yang baru memeluk Islam
untuk menarik hati mereka? Apa sabda Nabi saw kepada Anshar, warga
Madinah, coba Anda simak:
“Tidak senangkah kalian, jika mereka
pulang ke rumahnya membawa harta rampasan perang, sedangkan kalian
pulang membawa Rasulullah saw ke rumah-rumah kalian? Andaikata kaum
anshar melewati sebuah lembah atau lereng, maka aku akan melewati lembah
atau lereng yang dilewati Anshar.” (HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan
Ahmad)
Dalam kesempatan lain baginda Muhammad saw bersabda:
“Barangsiapa mampu untuk meninggal dunia di kota Madinah, maka
hendaknya dia lakukan hal itu, sebab aku akan memberikan syafaat kepada
orang yang meninggal di Madinah. (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad)
Karena itulah para ulama dan segenap umat Islam dari zaman ke zaman
memuliakan kota Madinah dan mengharapkan keberkahannya. Imam Syafi’i
bercerita: Didepan pintu rumah Imam Malik kulihat tertambat seekor kuda
Mesir yang sangat indah. Aku belum pernah melihat kuda sebaik itu.
“Betapa indah kuda itu,” ucapku kepada beliau. “Wahai Abu Abdillah,
kuhadiahkan kuda itu kepadamu.”
“Simpanlah seekor hewan sebagai tungganganmu,” ujarku.
“Aku malu kepada Allah untuk menginjak tanah yang di dalamnya terdapat
Nabi Muhammad saw dengan kaki hewan tungganganku,” jawab imam Malik ra.
Kemudian beliau saw singgah di bukit Thursina ini yang mana keberkahannya tertulis di dalam Al Quran, Allah mewahyukan:
“Maka tatkala Musa sampai ke (tempat) api itu, diserulah dia dari
(arah) pinggir LEMBAH YANG DIBERKAHI, dari sebatang pohon kayu, yaitu:
“Ya Musa, sesungguhnya aku adalah Allah, Tuhan semesta alam.”
(Al-Qashash, 28: 30)
Kemudian persinggahan Isra berikutny
adalah Bethlehem tempat dimana Nabiyallah Isa as dilahirkan. Dimana pun
Nabi Isa as berada, senantiasa membawa keberkahan bagi penduduk
sekitarnya. Nabi Isa sendiri telah menyatakan bahwa diri beliau
diberkati, Allah mewahyukan:
“Dan DIA menjadikan Aku seorang yang DIBERKATI di mana pun aku berada.” (Maryam, 19:31)
Ketika menjelaskan ayat ini, Syeikh Abdulqadir Al-Jailani ra berkata:
Di antara keberkahan Nabi Isa as adalah berbuahnya pohon kurma untuk ibu
beliau Ash-Shiddiqiyyah Maryam as. Kemudian, munculnya air dari bawah
pohon kurma itu. Kejadian ini tiada lain adalah di Bethlehem tempat di
mana Nabi Isa as dilahirkan.
Allah Azza Wa jalla mewahyukan:
Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: “Janganlah kamu
bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di
bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon
itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu. Maka makan, minum
dan bersenang hatilah kamu.” (Maryam, 19:24-26)
Setelah singgah
di tempat-tempat yang berkah, barulah Nabi saw berangkat menuju
Masjidil Aqsha yang disekelilingnya diberkati Allah.
Para ulama
menjelaskan bahwa daerah sekitar masjidil Aqsha dikatakan berkah karena
dua hal, pertama adalah karena tanahnya subur dan kaya akan hasil bumi.
Kedua, karena begitu banyak Nabi dan orang-orang saleh yang dimakamkan
di sana.
Saudaraku, kita semua tahu, bahwa inti Isra Mi’raj
adalah pertemuan Nabi Muhammad dengan Allah. Pertanyaannya, mengapa
sebelum pertemuan itu Allah memerintahkan Nabi saw untuk singgah di
tempat-tempat yang bersejarah tersebut? Semua itu tiada lain adalah
sebuah bentuk pembelajaran.
Allah ingin memberitahukan kepada
kita bahwa napak tilas para Nabi, rasul dan kaum sholihin adalah
tempat-tempat yang mulia, kita tidak boleh melupakannya begitu saja. Di
sana terdapat banyak keberkahan yang dapat kita peroleh. Sebagaimana
dicontohkan oleh Rasulullah saw dalam Isra Mi’raj di atas, maka
seyogyanya kita juga melakukan perjalanan ibadah ke tempat-tempat
bersejarah Islam, napak tilas para Nabi dan kaum sholihin. Semoga sunnah
Nabi saw ini dapat kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Demikianlah perjalanan ditempuh oleh beliau SAW dengan ditemani Jibril
dan Mikail, begitu banyak keajaiban dan hikmah yang beliau temui dalam
perjalanan itu sampai akhirnya beliau berhenti di Baitul Maqdis (Masjid
al Aqsho). Beliau turun dari Buraq lalu mengikatnya pada salah satu sisi
pintu masjid, yakni tempat dimana biasanya Para Nabi mengikat buraq di
sana.
Kemudian beliau masuk ke dalam masjid bersama Jibril AS,
masing-masing sholat dua rakaat. Setelah itu sekejab mata tiba-tiba
masjid sudah penuh dengan sekelompok manusia, ternyata mereka adalah
para Nabi yang diutus oleh Allah SWT. Diantara jamaah para nabi tersebut
Nabi saw melihat Nabi Musa as sedang shalat, yang ternyata ia berbadan
kurus dan berambut keriting, seakan-akan seseorang dari kalangan Bani
Syanu’ah. Beliau pun melihat Nabi Isa Ibnu Maryam as sedang shalat,
orang yang paling mirip dengannya ialah ‘Urwah ibnu Mas’ud Ats-Tsaqafi.
Beliau juga melihat Nabi Ibrahim as sedang shalat dan orang yang paling
mirip dengannya ialah beliau sendiri. Kemudian dikumandangkan adzan dan
iqamah, lantas mereka berdiri bershof-shof menunggu siapakah yang akan
mengimami mereka, kemudian Jibril AS memegang tangan Rasulullah SAW lalu
menyuruh beliau untuk maju, kemudian mereka semua sholat dua rakaat
dengan Rasulullah sebagai imam. Hal ini mengisyaratkan bahwa Nabi
Muhammad saw lebih utama dan lebih mulia daripada mereka di sisi Allah.
Beliaulah Imam (Pemimpin) para Anbiya' dan Mursalin. Ketika beliau saw
selesai dari shalat, tiba-tiba ada seseorang mengatakan, “Hai Muhammad,
ini adalah Malaikat malik penjaga pintu neraka, ucapkanlah salam
kepadanya”. Aku menoleh dan ternyata dialah yang memulai bersalam
kepadaku.
Kemudian setelah beliau menyempurnakan segalanya, --
Syeikh Manshur menjelaskan – lalu dipasang untuk beliau Mi’raj, yaitu
berupa tangga yang memiliki tingkatan-tingkatan sesuai dengan jumlah
lapisan langit. Barangsiapa yang menaiki satu derajat dari Mi’raj itu,
maka Mi’raj akan membawanya naik ke tingkatan yang selanjutnya lebih
cepat dari sekejap mata sampai akhirnya beliau SAW berjumpa dengan Allah
dan berbicara dengan Nya, yang intinya adalah beliau dan umat ini
mendapat perintah sholat lima waktu. Sungguh merupakan nikmat dan
anugerah yang luar biasa bagi umat ini, di mana Allah SWT memanggil
Nabi-Nya secara langsung untuk memberikan dan menentukan perintah ibadah
yang sangat mulya ini. Cukup kiranya hal ini sebagai kemulyaan ibadah
sholat. Sebab ibadah lainnya diperintah hanya dengan turunnya wahyu
kepada beliau, namun tidak dengan ibadah sholat, Allah memanggil Hamba
yang paling dicintainya yakni Nabi Muhammad SAW ke hadirat Nya untuk
menerima perintah ini.
Ketika beliau dan Jibril sampai di depan
pintu langit dunia (langit pertama), ternyata disana berdiri malaikat
yang bernama Ismail, malaikat ini tidak pernah naik ke langit atasnya
dan tidak pernah pula turun ke bumi kecuali disaat wafatnya Rasulullah
SAW, dia memimpin 70 ribu tentara dari malaikat, yang masing-masing
malaikat ini membawahi 70 ribu malaikat pula.
Jibril meminta izin agar pintu langit pertama dibuka, maka malaikat yang menjaga bertanya:
"Siapakah ini?"
Jibril menjawab: "Aku Jibril."
Malaikat itu bertanya lagi: "Siapakah yang bersamamu?"
Jibril menjawab: "Muhammad saw."
Malaikat bertanya lagi: "Apakah beliau telah diutus (diperintah)?"
Jibril menjawab: "Benar".
Setelah mengetahui kedatangan Rasulullah malaikat yang bermukim disana menyambut dan memuji beliau dengan berkata:
"Selamat datang, semoga keselamatan menyertai anda wahai saudara dan
pemimpin, andalah sebaik-baik saudara dan pemimpin serta paling utamanya
makhluk yang datang".
Fahamlah kita dari ucapan ini, tidak ada
satupun makhluk yang lebih mulia menginjak langit pertama melebihi
Sayyidina Muahmmad shallallahu 'alaihi wasallam
Maka dibukalah pintu langit dunia ini".
Setelah memasukinya beliau bertemu Nabi Adam dengan bentuk dan postur
sebagaimana pertama kali Allah menciptakannya. Nabi saw bersalam
kepadanya, Nabi Adam menjawab salam beliau seraya berkata:
"Selamat datang wahai anakku yang sholeh dan nabi yang sholeh".
Di kedua sisi Nabi Adam terdapat dua kelompok, jika melihat ke arah
kanannya, beliau tersenyum dan berseri-seri, tapi jika memandang
kelompok di sebelah kirinya, beliau menangis dan bersedih. Kemudian
Jibril AS menjelaskan kepada Rasulullah, bahwa kelompok disebelah kanan
Nabi Adam adalah anak cucunya yang bakal menjadi penghuni surga sedang
yang di kirinya adalah calon penghuni neraka.
Kemudian beliau naik
ke langit kedua, seperti sebelumnya malaikat penjaga bertanya seperti
pertanyaan di langit pertama. Akhirnya disambut kedatangan beliau SAW
dan Jibril AS seperti sambutan sebelumnya. Di langit ini beliau berjumpa
Nabi Isa bin Maryam dan Nabi Yahya bin Zakariya, keduanya hampir serupa
baju dan gaya rambutnya.
Nabi saw menyifati Nabi Isa bahwa dia
berpostur sedang, putih kemerah-merahan warna kulitnya, rambutnya lepas
terurai seakan-akan baru keluar dari hammam, karena kebersihan tubuhnya.
Nabi bersalam kepada keduanya, dan dijawab salam beliau disertai
sambutan: "Selamat datang wahai saudaraku yang sholeh dan nabi yang
sholeh".
Kemudian tiba saatnya beliau melanjutkan ke langit ketiga,
setelah disambut baik oleh para malaikat, beliau berjumpa dengan Nabi
Yusuf bin Ya'kub. Beliau bersalam kepadanya dan dibalas dengan salam
yang sama seperti salamnya Nabi Isa.
Nabi berkomentar: "Sungguh dia
telah diberikan separuh ketampanan". Dalam riwayat lain, beliau
bersabda: "Dialah paling indahnya manusia yang diciptakan Allah, dia
telah mengungguli ketampanan manusia lain ibarat cahaya bulan purnama
mengalahkan cahaya seluruh bintang".
Ketika tiba di langit keempat,
beliau berjumpa Nabi Idris AS. Kembali beliau mendapat jawaban salam dan
doa yang sama seperti Nabi-Nabi sebelumnya.
Di langit kelima,
beliau berjumpa Nabi Harun bin ‘Imran AS, separuh janggutnya hitam dan
seperuhnya lagi putih (karena uban), lebat dan panjang.
Pada tahapan
langit keenam inilah beliau berjumpa dengan Nabi Musa AS, seorang nabi
dengan postur tubuh tinggi, putih kemerah-merahan kulit beliau. Nabi saw
bersalam kepadanya dan dijawab oleh beliau disertai dengan doa. Setelah
itu Nabi Musa berkata: "Manusia mengaku bahwa aku adalah paling
mulyanya manusia di sisi Allah, padahal dia (Rasulullah saw) lebih mulya
di sisi Allah daripada aku".
Setelah Rasulullah melewati Nabi Musa,
beliau menangis. Kemudian ditanya akan hal tersebut. Beliau menjawab:
"Aku menangis karena seorang pemuda yang diutus jauh setelah aku, tapi
umatnya lebih banyak masuk surga daripada umatku".
Kemudian
Rasulullah saw memasuki langit ketujuh, di sana beliau berjumpa Nabi
Ibrahim AS sedang duduk di atas kursi dari emas di sisi pintu surga
sambil menyandarkan punggungnya pada Baitul Makmur.
Setelah
Rasulullah bersalam dan dijawab dengan salam dan doa serta sambutan yang
baik, Nabi Ibrahim berpesan: "Perintahkanlah umatmu untuk banyak
menanam tanaman surga, sungguh tanah surga sangat baik dan sangat luas".
Rasulullah bertanya: "Apakah tanaman surga itu?", Nabi Ibrahim
menjawab: "(Dzikir) Laa haula wa laa quwwata illa billahil ‘aliyyil
‘adziim".
Dalam riwayat lain beliau berkata:
"Sampaikan salamku
kepada umatmu, beritakanlah kepada mereka bahwa surga sungguh sangat
indah tanahnya, tawar airnya dan tanaman surgawi adalah Subhanallah wal
hamdu lillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar".
lantas Rasul
berkata setelah itu aku di naikkan ke Baitul Ma’mur yang tempatnya tepat
berada diatas Ka’bah, lantas aku berkata pada Jibril, “apa ini wahai
Jibril?”
Jibril berkata :
“ini Baitul Ma’mur, 70 ribu malaikat
shalat setiap harinya dan keluar dari Baitul Ma’mur 70 ribu dan tidak
pernah kembali lagi terus keluar 70 ribu tepat diatas ka’bah al
Musyarrafah tempatnya”
Hadirin hadirat lantas Rasul saw dinaikan
lagi sampai mendengar lauhul mahfud (ketentuan takdir) sampai ia
mendengar yaitu keputusan-keputusan Allah swt lantas setelah itu
diperintah untuk menghadap langsung kepada Allah swt, Jibril berhenti
tidak meneruskan menemani lagi, karena dalam riwayat yang lainya Jibril
berkata : “aku tidak mampu terus menghadap kepada Allah karena tidak
diizinkan untuk menghadap, hanya engkau yang diizinkan untuk menghadap,
kalau aku naik aku akan hancur terbakar dengan cahaya hijab, dari
hijabnya Allah swt, cahaya dari 70 ribu tabir cahaya yang menutupi
makhluk dengan Al Khaliq, jika sampai aku ke hijab itu aku akan
terbakar” kata Jibril.
70 ribu tabir terbuka untuk Sayyidina
Muhammad saw, saat itulah beliau berjumpa dengan Allah subhanahu
wata'ala, dan Allah subhanahu wata'ala telah berfirman :
“Saat itu sangat dekat dia dengan Allah subhanahu wata'ala” (QS Annajm 8-9)
Diantara sekian banyak rahasia didalam mi’raj diantaranya adalah ucapan
para penyair bahwa ketika Nabi Musa a.s menghadap Allah Swt di Bukit
Tursina, maka disaat itu diperintahkan kepada Musa :
“lepas kedua sandal mu wahai Musa kau berada di lembah yang suci” (QS Thaahaa 12)
Maka disaat Rasulullah saw Mi’raj naik ke hadhratullah tidak diperintah
membuka kedua sandalnya, maka berkata para penyair dalam syairnya
manakah yang lebih mulia sandal atau Jibril as, jibril tidak bisa naik
kehadhratullah tapi sandalnya Rasulullah naik ke hadhratullah swt, tentu
jibril as lebih mulia dari sandal, sandal hanya terbuat dari kulit
kambing tapi karena sandal terikat dengan kaki Sayyidina Muhammad saw
walaupun terbuat dari kulit kambing karena terikat dengan kaki
Rasulullah saw, demikian pakaian Rasulullah saw naik ke hadirat Allah
swt, tidak diperintah membuka kedua sandalnya sebagai tanda bahwa
orang-orang yang terikat hatinya dengan Rasulullah saw sangat dekat
dengan Allah swt, Allah tidak perintahkan semua yang bersama Rasul untuk
berpisah, bahkan sandalnya pun tidak diperintahkan dibuka menunjukkan
lebih lagi hatinya yang terikat cinta pada Sayyidina Muhammad saw,
mereka mendapatkan rahasia kemuliaan isra’ wal mi’raj, seluruh ummat
beliau buktinya, saat kita shalat kita mengulang kembali kalimat
percakapan Allah dengan Nabi Muhammad saw: yaitu : attahiyyatul
Mubaarakaatu….dst.
kalimat itu kalimat percakapan antara Allah dan
Nabi Muhammad saw, kau ucapkan didalam shalat, setiap shalat kita
mengucapkannya, rahasia kemuliyaan isra’ wal mi’raj tumpah pada kita 5
kali setiap harinya, ingin lebih lakukan lagi, ada shalat dhuha, ada
shalat witir, ada shalat tahajjud, ada shalat shalat lainnya.
Diriwayatkah didalam Assyifa oleh Hujjatul Islam Al Qadhi’iyad rah.
bahwa di saat itu Rasul shallallahu 'alaihi wasallam menceritakan :
“Saat aku naik menuju Mi’raj aku melihat dilangit itu para malaikat
gemuruh dengan dzikir dan tasbih dan warna dan bentuk yang belum pernah
aku lihat di permukaan bumi ada warna seperti itu dan bentuk seperti itu
dan kulihat hamparan surga itu bentangan tanahnya adalah Misk yang di
keringkan, minyak wangi yang mengering dari indahnya di campur dengan
berlian dan juga mutiara dan kemudian aku sampai ketika menembus
Muntahal khalai’iq (batas akhir seluruh Makhluk) tidak lagi kudengar
satu suarapun, sepi dan senyap, tidak ada lagi bentuk dan warna warni
dan saat itu akupun mendengar satu suara :
“mendekat mendekat wahai Muhammad, tenangkan dirimu dari ketakutanmu wahai Muhammad”
maka beliau pun bersujud lalu berkata : Attahiyyatul Mubaarakaatusshalawaatutthayyibaatu lillah“
(Rahasia keluhuran, kebahagiaan, kemuliaan, keberkahan, milik Allah dan untuk Allah subhanahu wata'ala)
Maka aku mendengar jawaban ucapan Rasul : Assalaamu alaika
ayyuhannabiyyu warahmatullahi wabarakaatuh”, (Salam sejahtera wahai Nabi
dan Rahmatnya Allah, dan keberkahannya)
Maka aku menjawab :
“Assalaamu alaina, wa alaa ibaadillahisshaalihiin” (Salam sejahtera bagi
kami (yaitu aku dan ummatku), dan hamba hamba yg shalih (yaitu para
nabi dan malaikat)
Beliau tidak mau mengambil rahasia salam
sejahtera dari Allah sendiri, tapi ingin menyertakan Ummat Beliau
shallallahu 'alaihi wasallam dengan ucapan :
“salam sejahtera untuk kami dan para hamba Allah yang Shaleh yaitu para malaikat dan para Rasul dan Nabi”
Demikian sebagian ulama menjelaskan.
Saudaraku, maka di wajibkannya 50 waktu shalat, lantas beliau turun berjumpa dengan Nabiyallah Musa As,
“apa yang dikatakan Tuhanmu?”
“aku di berikan hadiah untuk membawa shalat 50 waktu”
“baliklah..!, bani Israil tidak mampu melakukan 50 waktu apalagi
ummatmu, Ummatmu lebih pendek usianya, lebih lemah, lebih tidak berdaya,
balik lagi minta kekurangan”
Maka Rasulullah saw kembali, ketika meminta kekurangan seraya berkata :
“Wahai Allah sungguh Ummatku sudah sangat lemah dibanding ummat-ummat
sebelumnya” Maka Allah subhanahu wata'ala menguranginya 10 menjadi 40
waktu,
Dia turun pada Nabiyallah Musa, Musa a.s berkata :
“apa yang kau dapat, di kurangi berapa?”
Rasul saw menjawab : “sepuluh”
“kembalilah lagi, 40 waktu tidak mampu ummatmu, minta dikurangi lagi, minta keringanan”
Maka Nabi saw balik lagi pada Allah, dikurangkan lagi 10 hingga
demikian sampai 5 waktu yaitu beliau bulak balik demi minta keringanan.
Didalam salah satu riwayat Nabiyallah Musa a.s itu ketika beliau a.s
mendengar firman Allah Swt di bukit Tursina, setelahnya ia turun dari
bukit tersebut sambil menutup telingannya dari semua suara benda dan
hewan karena ia tidak tahan mendengar buruknya suara benda dan hewan
karena ia telah mendengar suara yang sangat begitu lembut dan indah
mewakili firmannya Allah Swt hingga ia tidak kuat mendengar suara air,
suara burung, suara manusia, suara hewan yang semuanya menyakiti telinga
Musa a.s. Hal itu terjadi pada Nabiyallah Musa a.s di dunia. cahaya
terang pun terlihat diwajah Nabiyallah Musa yang dilihat oleh istri dan
anak-anaknya hingga mereka berkata, “Demikian terang benderang wajahmu.”
Nabiyallah Musa As berkata : “Aku tadi mendapat firman Allah Swt.” maka
ketika di malam isra’ wal mi’raj Nabi Musa a.s melihat wajah Rasulullah
Saw sesaat setelah kembali dari hadapan Allah Swt dengan wajah yang
terang benderang bias dari cahaya Rabbul’alamin swt, Nabiyallah Musa a.s
bahkan mencari alasan supaya Muhammad kembali lagi ke atas supaya bisa
balik lagi, jumpa lagi, melihat lagi cahaya keindahan Allah, wajah
Beliau bagaikan cermin yang mencerminkan cahaya keagungan Ilahi, balik
lagi keatas, balik lagi hingga berkali kali Nabi Musa a. bisa menikmati
bias dari cahaya keindahan Rabbul’alamin yang terlihat di wajah
Sayyidina Muhammad Saw dan setelah itu Nabiyallah Musa pun ketika Rasul
berkata :
“sudah cukup 5 waktu tadi sudah di beri pahala 50 waktu oleh Allah subhanahu wata'ala”
”Kembali lagi”
Rasul berkata : “aku sudah malu, karna Allah Swt sudah berfirman : “
Aku sudah lewatkan dan sudah jalankan fardhu Ku untuk hamba-hamba
Ku”(Shahih Bukhari)
Yaitu Allah Swt telah menentukannya dan tidak
lagi merubahnya 5 waktu, Allah Maha tahu shalat itu 5 waktu bukan 50
waktu, namun Allah ingin memberi isyarat kepada sang Nabi dan kepada
ummat beliau yaitu kita berapa besarnya rindu kita kepada Allah Swt,
berapa besarnya rindu Allah pada kita, Allah meminta 50 kali kita
menghadap, kita 5 kali saja ada yang masih malas dan keberatan, berapa
cinta Allah kepada kita, berapa cinta kita kepada Allah, Allah minta 50
kali, karena kita lemah kita diberi 5 kali tapi sama dengan 50 waktu
seakan akan 50 kali menghadap Allah, inilah cinta nya Rabbul’alamin
kepada hamba-Nya.
Rasul saw kembali membawakan kepada kita hadiah
Ilahiyah berupa 5 waktu yang mulya, 5 waktu suci untuk menghadap Ilahi,
jiwa dengan jiwa, ruh dengan ruh. Walaupun jasad kita di bumi tapi ruh
dan jiwa kita dan sanubari kita saat mulai takbiratul ihram hingga salam
saat itu terbuka hijab antara hamba dengan Allah swt, sebagaimana
hadits Rasul saw: “Barang siapa yang melakukan shalat sungguh ia sedang
berbicara dan bercakap cakap dan menghadap Allah subhanahu wata'ala
sejarah kehidupan rasullah saw
Sejarah Hidup Nabi Muhammad SAW Lengkap
Nabi Muhammad SAW merupakan nabi terakhir yang di utus ke muka bumi ini. Setelah nabi Muhammad SAW tidak ada nabi lagi setelahnya. Nabi Muhammad SAW adalah panutan atau teladan bagi umat Islam. Tanpa jasa dan usahanya mungkin sampai saat ini kita tidak akan pernah memeluk agama Islam. Berikut ini sekelumit kisahnya yang harus kita ketahui:
1. Masa Kelahiran Nabi Muhammad SAW dan Kebiasaan Masyarakat Jahiliyah
Pada masa kelahiran Nabi Muhammad SAW terdapat kejadian yang luar biasa yaitu ada serombongan pasukan Gajah yang dipimpin Raja Abrahah (Gubernur kerajaan Habsyi di Yaman) hendak menghancurkan Kakbah karena negeri Makkah semakin ramai dan bangsa Quraisy semakin terhormat dan setiap tahunnya selalu padat umat manusia untuk haji. Ini membuat Abrahah iri dan Abrahah berusaha membelokkan umat manusia agar tidak lagi ke Makkah. Abrahah mendirikan gereja besar di Shan’a yang bernama Al-Qulles. Namun tak seorang pun mau datang ke gereja Al Qulles itu. Abrahah marah besar dan akhirnya mengerahkan tentara bergajah untuk menyerang Kakbah. Didekat Makkah pasukan bergajah merampas harta benda penduduk termasuk 100 ekor Unta Abdul Muthalib
Dengan tak disangka Abdul Munthalib kedatangan utusan Abrahah supaya menghadap ke Abrahah. Yang pada akhirnya Abdul Munthalib meminta Untanya untuk dikembalikan dan bersedia mengungsi bersama penduduk dan Abdul Munthalib berdo’a kepada Allah supaya Kakbah diselamatkan.
Keadaan kota Makkah sepi tentara Abrahah dengan leluasa masuk Makkah dan siap untuk menghancurkan Kakbah. Allah SWT mengutus burung Ababil untuk membawa kerikil Sijjil dengan paruhnya. Kerikil itu dijatuhkan tepat mengenai kepala masing-masing pasukan bergajah tersebut hingga tembus ke badan sampai mati. Peristiwa ini diabadikan dalam Al-Qur’an surat Al Fiil ayat 1-5. (QS 105 :1-5). Pasukan bergajah hancur lebur mendapat adzab dari Allah SWT.
Pada masa itu lahir bayi yang diberi nama Muhammad dari kandungan ibu Aminah dan yang ber-ayahkan Abdullah. Muhammad lahir sudah yatim karena saat nabi Muhammad SAW masih dalam kandungan ayahnya sudah meninggal dunia. Nabi Muhammad SAW lahir pada hari Senin, 12 Rabiul Awal tahun Gajah dan bertepatan tanggal 22 April 571 M.
2. Kebiasaan Masyarakat Jahiliyah
Pada zaman kelahiran nabi Muhammad SAW masyarakat Makkah mempunyai kebiasaan jahiliyah yaitu kebiasaan menyembah patung atau berhala. Jahiliyah artinya zaman kebodohan. Yang disembah bukan Allah tetapi patung atau berhala dan kebiasaannya sangat buruk yaitu mabuk, berjudi, maksiat dan merendahkan derajat wanita. Mereka hidup berpindah-pindah dan terpecah dalam suku-suku yang disebut kabilah. Hidup serba bebas tidak ada aturan dalam bermasyarakat. Sehingga kehidupan sangat kacau balau.
Nah, di saat kekacaubalauan masyarakat Makkah itu lahir Nabi Muhammad SAW sebagai Rahmat bagi seluruh alam.
3. Masa Kanak-Kanak Nabi Muhammad SAW hingga Masa Kerasulannya
Kebiasaan di kalangan pemuka pada saat itu apabila mempunyai bayi, maka bayi yang baru lahir itu dititipkan kepada kaum ibu pedesaan. Dengan tujuan agar dapat menghirup udara segar dan bersih serta untuk menjaga kondisi tubuh ibunya agar tetap sehat.
Menurut riwayat, setelah Muhammad dilahirkan disusui oleh ibunya hanya beberapa hari saja, Tsuaibah menyusui 3 hari setelah itu oleh Abdul Munthalib disusukan kepada Halimah Sa’diyah istri Haris dari kabilah Banu Saad.
Semenjak kecil Muhammad memiliki keistimewaan yaitu badannya cepat besar, umur 5 bulan sudah dapat berjalan dan umur 9 th sudah lancar berbicara serta umur 2 th sudah menggembalakan kambing dan wajahnya memancarkan cahaya.
Muhammad diasuh Halimah selama 6 th. Pada usia 4 th Muhammad didekati oleh malaikat Jibril dan menelentangkannya lalu membelah dada dan mengeluarkan hati serta segumpal darah dari dada nabi Muhammad SAW lalu Jibril mencucinya kemudian menata kembali ke tempatnya dan Muhammad tetap dalam keadaan bugar.
Dengan adanya peristiwa pembelahan dada itu, Halimah khawatir dan mengembalikan Muhammad ke ibundanya. Pada usia 6 th nabi diajak Ibunya untuk berziarah ke makam ayahnya di Yatsrib dengan perlalanan 500 km. Dalam perjalanan pulang ke Makkah Aminah sakit dan akhirnya meninggal di Abwa yang terletak antara Makkah dan Madinah.
Nabi Muhammad lantas ditemani Ummu Aiman ke Makkah dan diantarkan ke tempat kakeknya yaitu Abdul Munthalib. Sejak itu Nabi menjadi yatim piyatu tidak punya ayah dan ibu. Abdul Munthalib sangat menyayangi cucunya ini (Muhammad) dan pada usia 8 th 2 bl 10 hari Abdul Munthalib wafat. Kemudian Nabi diasuh oleh pamannya yang bernama Abu Thalib.
Abu Thalib mengasuh menjaga nabi sampai umur lebih dari 40 th. Pada usia 12 th nabi diajak Abu Thalib berdagang ke Syam. Di tengah perjalanan bertemu dengan pendeta Bahira. Untuk keselamatan nabi Bahira meminta abu Thalib kembali ke Makkah.
Ketika Nabi berusia 15 th meletus perang Fijar antara kabilah Quraisy bersama Kinanah dengan Qais Ailan. Nabi ikut bergabung dalam perang ini dengan mengumpulkan anak-anak panah buat paman-paman beliau untuk dilemparkan kembali ke musuh.
Pada masa remajanya Nabi Muhammad biasa menggembala Kambing dan pada usia 25 th menjalankan barang dagangan milik Khadijah ke Syam. Nabi Muhammad SAW dipercaya untuk berdagang dan ditemani oleh Maisyarah. Dalam berdagang nabi SAW jujur dan amanah serta keuntungannya melimpah ruah.
Peristiwa tentang cara dagangnya nabi SAW itu diceritakan Maisyarah ke Khadijah. Lantas Khadijah tertarik dan mengutus Nufaisah Binti Mun-ya untuk menemui Nabi agar mau menikah dengan Khadijah. Setelah itu Nabi memusyawarahkan kepada pamannya dan disetujuinya akhirnya Khadijah menikah dengan Nabi Muhammad SAW dengan mas kawin 20 ekor Onta Muda.
Usia Khadijah waktu itu 40 th dan Nabi Muhammad SAW 25 th. Dalam perkawinannya Nabi dianugerahi 6 putra-putri yaitu Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayah, Ummu Kulsum dan Fatimah. Semua anak laki-laki nabi wafat waktu masih kecil dan anak perempuannya yang masih hidup sampai nabi wafat adalah Fatimah.
Masa Kerasulan Nabi Muhammad SAW
Pada usia 35 th lima tahun sebelum kenabian ada suatu peristiwa yaitu Makkah dilanda banjir besar hingga meluap ke baitul Haram yang dapat meruntuhkan Kakbah. Dengan peristiwa itu orang-orang Quraisy sepakat untuk memperbaiki Kakbah dan yang menjadi arsitek adalah orang Romawi yang bernama Baqum.
Ketika pembangunan sudah sampai di bagian Hajar Aswad mereka saling berselisih tentang siapa yang meletakkan hajar Aswad ditempat semula dan perselisihan ini sampai 5 hari tanpa ada keputusan dan bahkan hampir terjadi peretumpahan darah. Akhirnya Abu Umayah menawarkan jalan keluar siapa yang pertama kali masuk lewat pintu Masjid itulah orang yang memimpin peletakan Hajar Aswad. Semua pada sepakat dengan cara ini. Allah SWT menghendaki ternyata yang pertama kali masuk pintu masjid adalah Rasulullah SAW dan yang berhak adalah Rasulullah.
Orang-orang Quraisy berkumpul untuk meletakkan Hajar Aswad . Rasulullah meminta sehelai selendang dan pemuka-pemuka kabilah supaya memegang ujung-ujung selendang lalu mengangkatnya bersama-sama. Setelah mendekati tempatnya Nabi mengambil Hajar Aswad dan meletakkannya ke tempat semula akhirnya legalah semua. Mereka pada berbisik dan menjuluki “Al-Amin” yang artinya dapat dipercaya.
Nabi Muhammad SAW mempunyai kelebihan dibanding dengan manusia biasa, beliau sebagai orang yang unggul, pandai, terpelihara dari hal-hal yang buruk, perkataannya lembut, akhlaknya utama, sifatnya mulia, jujur terjaga jiwanya, terpuji kebaikannya, paling baik amalnya, tepat janji, paling bisa dipercaya sehingga mendapat julukan Al-Amin dan beliau juga membawa bebannya sendiri, memberi kepada orang miskin, menjamu tamu dan menolong siapapun yang hendak menegakkan kebenaran.
Pada saat Nabi Muhammad SAW hampir berusia 40 th kesukaannya mengasingkan diri dengan berbekal Roti dan pergi ke Gua Hira di Jabal Nur. Rasulullah di Gua Hira beribadah dan memikirkan keagungan alam. Pada usia genap 40 th Nabi dianggkat menjadi Rasul. Beliau menerima wahyu yang pertama di gua Hira dengan perantaraan Malaikat jibril
Pada masa kelahiran Nabi Muhammad SAW terdapat kejadian yang luar biasa yaitu ada serombongan pasukan Gajah yang dipimpin Raja Abrahah (Gubernur kerajaan Habsyi di Yaman) hendak menghancurkan Kakbah karena negeri Makkah semakin ramai dan bangsa Quraisy semakin terhormat dan setiap tahunnya selalu padat umat manusia untuk haji. Ini membuat Abrahah iri dan Abrahah berusaha membelokkan umat manusia agar tidak lagi ke Makkah. Abrahah mendirikan gereja besar di Shan’a yang bernama Al-Qulles. Namun tak seorang pun mau datang ke gereja Al Qulles itu. Abrahah marah besar dan akhirnya mengerahkan tentara bergajah untuk menyerang Kakbah. Didekat Makkah pasukan bergajah merampas harta benda penduduk termasuk 100 ekor Unta Abdul Muthalib
Dengan tak disangka Abdul Munthalib kedatangan utusan Abrahah supaya menghadap ke Abrahah. Yang pada akhirnya Abdul Munthalib meminta Untanya untuk dikembalikan dan bersedia mengungsi bersama penduduk dan Abdul Munthalib berdo’a kepada Allah supaya Kakbah diselamatkan.
Keadaan kota Makkah sepi tentara Abrahah dengan leluasa masuk Makkah dan siap untuk menghancurkan Kakbah. Allah SWT mengutus burung Ababil untuk membawa kerikil Sijjil dengan paruhnya. Kerikil itu dijatuhkan tepat mengenai kepala masing-masing pasukan bergajah tersebut hingga tembus ke badan sampai mati. Peristiwa ini diabadikan dalam Al-Qur’an surat Al Fiil ayat 1-5. (QS 105 :1-5). Pasukan bergajah hancur lebur mendapat adzab dari Allah SWT.
Pada masa itu lahir bayi yang diberi nama Muhammad dari kandungan ibu Aminah dan yang ber-ayahkan Abdullah. Muhammad lahir sudah yatim karena saat nabi Muhammad SAW masih dalam kandungan ayahnya sudah meninggal dunia. Nabi Muhammad SAW lahir pada hari Senin, 12 Rabiul Awal tahun Gajah dan bertepatan tanggal 22 April 571 M.
2. Kebiasaan Masyarakat Jahiliyah
Pada zaman kelahiran nabi Muhammad SAW masyarakat Makkah mempunyai kebiasaan jahiliyah yaitu kebiasaan menyembah patung atau berhala. Jahiliyah artinya zaman kebodohan. Yang disembah bukan Allah tetapi patung atau berhala dan kebiasaannya sangat buruk yaitu mabuk, berjudi, maksiat dan merendahkan derajat wanita. Mereka hidup berpindah-pindah dan terpecah dalam suku-suku yang disebut kabilah. Hidup serba bebas tidak ada aturan dalam bermasyarakat. Sehingga kehidupan sangat kacau balau.
Nah, di saat kekacaubalauan masyarakat Makkah itu lahir Nabi Muhammad SAW sebagai Rahmat bagi seluruh alam.
3. Masa Kanak-Kanak Nabi Muhammad SAW hingga Masa Kerasulannya
Kebiasaan di kalangan pemuka pada saat itu apabila mempunyai bayi, maka bayi yang baru lahir itu dititipkan kepada kaum ibu pedesaan. Dengan tujuan agar dapat menghirup udara segar dan bersih serta untuk menjaga kondisi tubuh ibunya agar tetap sehat.
Menurut riwayat, setelah Muhammad dilahirkan disusui oleh ibunya hanya beberapa hari saja, Tsuaibah menyusui 3 hari setelah itu oleh Abdul Munthalib disusukan kepada Halimah Sa’diyah istri Haris dari kabilah Banu Saad.
Semenjak kecil Muhammad memiliki keistimewaan yaitu badannya cepat besar, umur 5 bulan sudah dapat berjalan dan umur 9 th sudah lancar berbicara serta umur 2 th sudah menggembalakan kambing dan wajahnya memancarkan cahaya.
Muhammad diasuh Halimah selama 6 th. Pada usia 4 th Muhammad didekati oleh malaikat Jibril dan menelentangkannya lalu membelah dada dan mengeluarkan hati serta segumpal darah dari dada nabi Muhammad SAW lalu Jibril mencucinya kemudian menata kembali ke tempatnya dan Muhammad tetap dalam keadaan bugar.
Dengan adanya peristiwa pembelahan dada itu, Halimah khawatir dan mengembalikan Muhammad ke ibundanya. Pada usia 6 th nabi diajak Ibunya untuk berziarah ke makam ayahnya di Yatsrib dengan perlalanan 500 km. Dalam perjalanan pulang ke Makkah Aminah sakit dan akhirnya meninggal di Abwa yang terletak antara Makkah dan Madinah.
Nabi Muhammad lantas ditemani Ummu Aiman ke Makkah dan diantarkan ke tempat kakeknya yaitu Abdul Munthalib. Sejak itu Nabi menjadi yatim piyatu tidak punya ayah dan ibu. Abdul Munthalib sangat menyayangi cucunya ini (Muhammad) dan pada usia 8 th 2 bl 10 hari Abdul Munthalib wafat. Kemudian Nabi diasuh oleh pamannya yang bernama Abu Thalib.
Abu Thalib mengasuh menjaga nabi sampai umur lebih dari 40 th. Pada usia 12 th nabi diajak Abu Thalib berdagang ke Syam. Di tengah perjalanan bertemu dengan pendeta Bahira. Untuk keselamatan nabi Bahira meminta abu Thalib kembali ke Makkah.
Ketika Nabi berusia 15 th meletus perang Fijar antara kabilah Quraisy bersama Kinanah dengan Qais Ailan. Nabi ikut bergabung dalam perang ini dengan mengumpulkan anak-anak panah buat paman-paman beliau untuk dilemparkan kembali ke musuh.
Pada masa remajanya Nabi Muhammad biasa menggembala Kambing dan pada usia 25 th menjalankan barang dagangan milik Khadijah ke Syam. Nabi Muhammad SAW dipercaya untuk berdagang dan ditemani oleh Maisyarah. Dalam berdagang nabi SAW jujur dan amanah serta keuntungannya melimpah ruah.
Peristiwa tentang cara dagangnya nabi SAW itu diceritakan Maisyarah ke Khadijah. Lantas Khadijah tertarik dan mengutus Nufaisah Binti Mun-ya untuk menemui Nabi agar mau menikah dengan Khadijah. Setelah itu Nabi memusyawarahkan kepada pamannya dan disetujuinya akhirnya Khadijah menikah dengan Nabi Muhammad SAW dengan mas kawin 20 ekor Onta Muda.
Usia Khadijah waktu itu 40 th dan Nabi Muhammad SAW 25 th. Dalam perkawinannya Nabi dianugerahi 6 putra-putri yaitu Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayah, Ummu Kulsum dan Fatimah. Semua anak laki-laki nabi wafat waktu masih kecil dan anak perempuannya yang masih hidup sampai nabi wafat adalah Fatimah.
Masa Kerasulan Nabi Muhammad SAW
Pada usia 35 th lima tahun sebelum kenabian ada suatu peristiwa yaitu Makkah dilanda banjir besar hingga meluap ke baitul Haram yang dapat meruntuhkan Kakbah. Dengan peristiwa itu orang-orang Quraisy sepakat untuk memperbaiki Kakbah dan yang menjadi arsitek adalah orang Romawi yang bernama Baqum.
Ketika pembangunan sudah sampai di bagian Hajar Aswad mereka saling berselisih tentang siapa yang meletakkan hajar Aswad ditempat semula dan perselisihan ini sampai 5 hari tanpa ada keputusan dan bahkan hampir terjadi peretumpahan darah. Akhirnya Abu Umayah menawarkan jalan keluar siapa yang pertama kali masuk lewat pintu Masjid itulah orang yang memimpin peletakan Hajar Aswad. Semua pada sepakat dengan cara ini. Allah SWT menghendaki ternyata yang pertama kali masuk pintu masjid adalah Rasulullah SAW dan yang berhak adalah Rasulullah.
Orang-orang Quraisy berkumpul untuk meletakkan Hajar Aswad . Rasulullah meminta sehelai selendang dan pemuka-pemuka kabilah supaya memegang ujung-ujung selendang lalu mengangkatnya bersama-sama. Setelah mendekati tempatnya Nabi mengambil Hajar Aswad dan meletakkannya ke tempat semula akhirnya legalah semua. Mereka pada berbisik dan menjuluki “Al-Amin” yang artinya dapat dipercaya.
Nabi Muhammad SAW mempunyai kelebihan dibanding dengan manusia biasa, beliau sebagai orang yang unggul, pandai, terpelihara dari hal-hal yang buruk, perkataannya lembut, akhlaknya utama, sifatnya mulia, jujur terjaga jiwanya, terpuji kebaikannya, paling baik amalnya, tepat janji, paling bisa dipercaya sehingga mendapat julukan Al-Amin dan beliau juga membawa bebannya sendiri, memberi kepada orang miskin, menjamu tamu dan menolong siapapun yang hendak menegakkan kebenaran.
Pada saat Nabi Muhammad SAW hampir berusia 40 th kesukaannya mengasingkan diri dengan berbekal Roti dan pergi ke Gua Hira di Jabal Nur. Rasulullah di Gua Hira beribadah dan memikirkan keagungan alam. Pada usia genap 40 th Nabi dianggkat menjadi Rasul. Beliau menerima wahyu yang pertama di gua Hira dengan perantaraan Malaikat jibril
Ketika Nabi berada di gua Hira datang malaikat Jibril dan memeluk Nabi sambil berkata “Bacalah”. Jawab Nabi “Aku tidak dapat membaca” Lantas Malaikat memegangi dan merangkul Nabi hingga sesak kemudian melepaskannya dan berkata lagi “Bacalah”. Jawab Nabi”Aku tidak bisa membaca”. Lantas Malaikat memegangi dan merangkulnya lagi sampai ketiga kalinya sampai Nabi merasa sesak kemudian melepasknnya. Lalu Nabi bersedia mengikutinya (Surat Al-Alaq ayat 1-5). QS 96 : 1-5)
Rasulullah mengulang bacaan ini dengan hati yang bergetar lalu pulang dan menemui Khadijah (isterinya) untuk minta diselimutinya. Beliau diselimuti hingga tidak lagi menggigil tapi khawatir akan keadaan dirinya.
Khadijah menemui Waraqah bin Naufal dan menceritakan kejadian yang dialami oleh Nabi. Waraqah menanggapi “Maha suci, Maha suci, Dia benar-benar nabi umat ini, katakanlah kepadanya, agar dia berteguh hati.
4. Rasulullah Berdakwah
Rasulullah SAW di kala mengasingkan diri di Gua Hira dengan perasaan cemas dan khawatir tiba-tiba terdengan suara dari langit, beliau menengadah tampak malaikat jibril. Beliau menggigil, ketakutan dan pulang minta kepada isterinya untuk menyelimutinya. Dalam keadaan berselimut itu datang Jibril menyampaikan wahyu yang ke dua yaitu surat Al Muddatsir (QS 74 ayat 1-7).
Dengan turunnya wahyu ini Rasulullah SAW mendapat tugas untuk menyiarkan agama Islam dan mengajak umat manusia menyembah Allah SWT.
1). Menyiarkan Agama Islam Secara Sembunyi-Sembunyi
Setelah Rasulullah SAW menerima wahyu kedua mulailah beliau dakwah secara sembunyi-sembunyi dengan mengajak keluarganya dan sahabat-sahabat beliau seorang demi seorang masuk Islam.
Orang-orang yang pertama-tama masuk Islam adalah:
a). Siti Khadijah (Istri Nabi SAW)
b). Ali Bin Abi Thalib (Paman Nabi SAW)
c). Zaid Bin Haritsah (Anak angkat Nabi SAW)
d). Abu Bakar Ash-Shidiq (Sahabat Dekat Nabi SAW)
a). Utsman Bin Affan
b). Zubair Bin Awwam
c). Saad Bin Abi Waqqash
d). Abdurahman Bin Auf
e). Thalhah Bin “Ubaidillah
f). Abu Ubaidillah Bin Jarrah
g). Arqam Bin Abil Arqam
h). Fatimah Binti Khathab
Mereka itu diberi gelar “As-Saabiqunal Awwaluun” Artinya orang-orang yang terdahulu dan yang pertama-tama masuk Islam dan mendapat pelajaran tentang Islam langsung dari Rasulullah SAW di rumah Arqam Bin Abil Arqam.
2). Menyiarkan Agama Islam Secara Terang-Terangan
Tiga tahun lamanya Rasulullah SAW dakwah secara sembunyi sembunyi dari satu rumah ke rumah lainnya. Kemudian turun surat Al Hijr: 94 (QS 15 ayat 94). Artinya”Maka sampaikanlah secara terang-terangan segala apa yang telah diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang musyrik (QS Al Hijr : 15). Dengan turunnya ayat ini Rasulullah SAW menyiarkan dakwah secara terang-terangan dan meninggalkan cara sembunyi-sembunyi. Agama Islam menjadi perhatian dan pembicaraan yang ramai dikalangan masyarakat Makkah. Islam semakin meluas dan pengikutnya semakin bertambah.
5. Bagaimana tanggapan orang-orang Quraisy?
Orang-orang quraisy marah dan melarang penyiaran islam bahkan nyawa Rasul terancam. Nabi beserta sahabatnya semakin kuat dan tangguh tantangan dan hambatan dihadapi dengan tabah serta sabar walaupun ejekan, cacian, olok-olokan dan tertawaan, menjelek-jelekkan, melawan al-Qur’an dan memberikan tawaran bergantian dalam penyembahan.
Dakwah secara terangan ini walaupun banyak tantangan banyak yang masuk Agama Islam dan untuk penyiaran Islam Nabi SAW ke Habasyah (Etiopia),Thaif, dan Yatsrib (Madinah). Sehingga Islam meluas dan banyak pengikutnya.
Pada masa kerasulan Nabi Muhammad SAW th ke 10 pada saat “Amul Khuzni”artinya tahun duka cita yaitu Abu Thalib (pamannya wafat) dan siti Khadijah (istri nabi juga wafat) serta umat Islam pada sengsara. Ditengah kesedihan ini Nabi Muhammad dijemput oleh Malaikat Jibril untuk Isra’ Mi’raj yaitu sebuah perjalanan dari masjidil Aqsha ke Masjidil Haram dan dari Masjidil Haram menuju ke Sidratul Muntaha untuk menghadap Allah SWT untuk menerima perintah shalat lima waktu.
6. Rasulullah SAW sebagai Uswatun Hasanah
Uswatun Hasanah artinya teladan yang baik. Panutan dan teladan umat Islam adalah Nabi Muhammad SAW. seorang laki-laki pilihan Allah SWT yang diutus untuk menyampaikan ajaran yang benar yaitu Agama Islam. Oleh sebab itu, kita sebagai muslim harus meniru dan mencontoh kepribadian beliau. Sebagaimana Firman Allah SWT dalam QS Al Ahzab ayat 21 yang berbunyi:
Artinya”Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah SAW suri teladan yang baik bagimu bagi orang yang mengharap rahmat Allah SWT dan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.(QS Al Ahzab:21).
Untuk dapat meneladani Rasulullah SAW harus banyak belajar dari Al-Qur’an dan Al Hadits. Sebagai salah satu contoh saja yaitu tentang kejujuran dan amanah atau dapat dipercayanya nabi Muhammad SAW.
7. Sifat Rasulullah SAW
Rasulullah SAW mempunyai sifat yang baik yaitu:
1). Siddiq
Siddiq artinya jujur dan sangat tidak mungkin Rasulullah bersifat bohong (kidzib) Rasulullah sangat jujur baik dalam pekerjaan maupun perkataannya. Apa yang dikatakan dan disampaikan serta yang diperbuat adalah benar dan tidak bohong. Karena akhlak Rasulullah adalah cerminan dari perintah Allah SWT.
2). Amanah
Amanah artinya dapat dipercaya. Sangat tidak mungkin Rasulullah bersifat Khianat atau tidak dapat dipercaya. Rasulullah tidak berbuat yang melanggar aturan Allah SWT. Rasulullah taat kepada Allah SWT. Dan dalam membawakan risalah sesuai dengan petunjuk Allah SWT tidak mengadakan penghianatan terhadap Allah SWT maupun kepada umatnya.
3). Tabligh
Tabligh artinya menyampaikan. Rasulullah sangat tidak mungkin untuk menyembunyikan (kitman). Setiap wahyu dari Allah disampaikan kepada umatnya tidak ada yang ditutup- tutupi atau disembunyikan walaupun yang disampaikan itu pahit dan bertentangan dengan tradisi orang kafir. Rasulullah menyampaikan risalah secara sempurna sesuai dengan perintah Allah SWT.
4). Fathonah
Fathonah artinya cerdas. Sangat tidak mungkin Rasul bersifat baladah atau bodoh. Para Rasul semuanya cerdas sehingga dapat menyampaikan wahyu yang telah diterima dari Allah SWT. Rasul adalah manusia pilihan Allah SWT maka sangat tidak mungkin Rasul itu bodoh. Apabila bodoh bagaimana bisa menyampaikan wahyu Allah.
8. Haji Wada’ Rasulullah SAW
Pada tahun 10 H, nabi Muhammad SAW melaksanakan haji yang terakhir yautu haji wada’. Sekitar 100 ribu jamaah yang turut serta dalam ibadah haji bersama beliau. Pada saat wukuf di arafah Nabi SAW menyampaikan khutbahnya dihadapan umatnya yaitu yang berisi pelarangan melaksanakan penumpahan darah kecuali dengan cara yang benar, melarang mengambil harta orang lain dengan cara yang tidak benar, melarang makan makanan yang riba dan menganiaya, hamba sahaya harus diperlakukan dengan baik, dan umatnya supaya berpegang teguh dengan Al Qur’an dan sunah Nabi SAW.
Dalam surat Al Maidah ayat 3 telah diungkapkan bahwa:
Artinya: “ Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan sungguh telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu.” (Q.S. Al Maidah (5) : 3).
Ayat ini menjelaskan bahwa dakwah nabi Muhammad SAW telah sempurna. Nabi Muhammad SAW dakwah selama 23 tahun. Pada suatu hari beliau merasa kurang enak badan, badan beliau semakin tambah melemah, beliau menunjuk Abu Bakar sebagai imam pengganti beliau dalam shalat. Pada tanggal 12 Rabiul Awwal tahun 11 Hijriyah beliu wafat dalam usia 63 tahun.
B. Nabi Muhammad SAW Rahmatan Lil ‘Alamin
Nabi Muhammad SAW adalah nabi akhiruzzaman yaitu nabi yang terakhir di dunia ini. Maka setelah nabi Muhammad Saw tidak ada nabi lagi di dunia ini. Allah SWT mengutus nabi Muhammad SAW sebagai rahmatan lil ‘Alamin yaitu untuk semua manusia dan bangsa. Nabi Muhammad Saw diutus untuk memberikan bimbingan kepada manusia agar menjalani hidup yang benar sehingga dapat memperoleh kebahagiaan di dunia maupun di akherat.
Misi Nabi Muhammad SAW
Misi yang dibawa nabi Muhammad SAW adalah cerminan atau panutan bagi seluruh umat manusia yaitu sebagai berikut:
a. Menyiarkan agama Islam
Islam disiarkan atau didakwahkan Rasulullah SAW secara sempurna terhadap umat manusia yaitu selama 23 tahun.
b. Menyampaikan wahyu Allah SWT
Wahyu Allah SWT yaitu berupa Al Qur’an. Al Qur’an ini di dakwahkan kepada umat manusia dan bangsa sebagai pedoman hidup.
c. Menyampaikan kabar gembira dan peringatan kepada umat manusia
d. Menyempurnakan akhlak yaitu akhlak Qurani
kisah kehidupan nabi muhammad lengkap
Sejarah Kelahiran Nabi Muhammad SAW Hingga Wafatnya Lengkap
Hay sahabat mazinu? apakah kalian umat islam? apakah kalian sudah tahu dan pernah mendengar tentang Sejarah Kelahiran Nabi Muhammad SAW Hingga Wafatnya? emmh jika kalian belum pernah mendengan ataupun membaca ceritanya, silahkan kalian baca artikel yang saya postingkan dibawah ini mengenai Sejarah Kelahiran Nabi Muhammad SAW Hingga Wafatnya Lengkap.
Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad Saw dr Lahir Hingga Wafat
Satu-satunya rasul Allah yg diutus untuk smua ras & golongan yaitu nabi Muhammad saw. Karena itu ajarannya sangat universal; tidak hanya tentang ibadah & keakhiratan, namun juga urusan-urusan diniawi yg mencakup smua sisi kehidupan manusia, mulai dr masalah makan hingga urusan kenegaraan. Namun demikian, masih bannyak orang yg buta trhadap pribadi & kehidupan beliau. Akibatnya, mreka terhalang untuk melihat & merasakan kebenaran yg dibawanya.
1. Nama & Gelar Nabi Muhammad Saw
Di dlam HR Bukhari & Muslim disebutkan nama & gelar Nabi Muhammad SAW, antara lain :
- Ahmad
- Al-Mahi
- Al-Hasyir
- Al-'Aqib
- Muqaffi
- Nabiyyuttaubah
- Nabiyyurrahmah.
Pengertian nama-nama nabi Muhammad Saw :
- Ahmad : yg palling terpuji karena akhlak karimahnya, & palling bannyak memuji Allah.
- Al-Mahi ( pengikis/penghapus) : karena Allah mengikis kekufuran dgn mengutusnya,
- Al-Hasyir (penghimpun) : sebab nanti di hari kiamat seluruh manusia berhimpun di hadapan beliau, ada yg mengatakan di bawah perintah beliau.
- Al-'Aqib (penutup) : karena beliaulah nabi & rasul penutup.
- Muqaffi (yg mengikuti) : maksudnya mengikuti & melanjutkan jejak risalah para nabi.
- Nabiyyuttaubah (nabi taubat) : meski beliau sudah ma'shum dlam artian bersih dr dosa, namun beliau bannyak bertaubat. Dlam satu riwayat beliau bertaubat hingga 70 kali sehari, & dlam riwayat lain hingga 100 kali.
- Nabiyyurrahmah (nabi ramhat) : beliau yaitu seorang nabi yg penuh kasih hatta dlam peperangan pun, diutusnya beliau ke bumi ini yaitu sebagai rahmat bagi semesta alam.
2. Nasab Nabi Muhammad Saw
Di dlam buku Shahih Bukhari bab Mab’ats an-Nabiyyi saw, Imam Bukhari merincikan silsilah nasab Nabi Muhammad saw sebagai berikut: Muhammad saw bin Abdullah bin Abdul Muththalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qusyai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luai bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’add bin Adnan.
Imam Bukhari menambahkan di dlam Kitab Tarikh al-Kabir: Adnan bin Udud bin Al-Maqum bin Nahur bin Tarh bin Ya’rab bin Nabit bin Ismail bin Ibrahim. Menurut para pakar – sebagaimana yg disebutkan oleh sejarawan Syekh Abdurrahman bin Yahya Al-Yamany –antara Adnan & Ismail ada sekitar 40 kakek.
3. Kelahiran Nabi Muhammad Saw
Nabi Muhammad saw lahir di Makkah pd hari Senin tanggal 12 Rabi’ul Awwal tahun Gajah dlam keadaan yatim.
Penamaan tahun Gajah berkaitan dgn peristiwa pasukan Gajah yg dipimpin oleh Abrahah, Gubernur Yaman yg ingin menghancurkan Ka’bah. Namun sebelum sampai ke kota Makkah, mreka diserang oleh pasukan burung yg membawa batu-batu kerikil panas (lihat QS Al-Fil: 1-5).
Kelahiran Nabi Muhammad Saw bertepatan dgn tanggal 20 April 571 Masehi.
4. Masa Menyusui
Nabi Muhammad saw pertama kalinya disusui oleh ibunya Aminah & Tsuwaibatul Aslamiyah. Namun itu hanya beberapa hari. Selanjutnya beliau disusui oleh Halimah As-Sa’diyah di perkampungan bani Sa’ad.
Nabi Muhammad saw tinggal bersama keluarga Halimah selama kurang lebih empat tahun. Di akhir masa pengasuhan keluarga Halimah ini terjadi pembedahan nabi Muhammad saw.
5. Muhammad Saw di Mata Penduduk Makkah
Sejak kecil Muhammad Saw jauh dr tradisi-tradisi jahiliyah & tidak pernah melakukan penyembahan trhadap tuhan berhala. Namun demikian beliau tetaplah seorang yg santun & jujur, karenanya beliau terkenal dgn gelar Al-Amien (orang yg terpercaya).
6. Pernikahan Nabi Muhammad Saw
Pd usia yg ke-25 tahun, Muhammad saw menikah dgn Khadijah binti Khuwailid, seorang janda kaya berusia 40 tahun. Pernikahan ini diawali dgn lamaran Khadijah kepd Muhammad saw setelah melihat & mendengar kelebihan-kelebihan & akhlaknya.
7. Isteri-isteri Rasulullah Muhammad Saw
Selain Khadijah, isteri-isteri beliau yaitu: Saudah binti Zam’ah, Aisyah binti Abu Bakar, Hafshah binti Umar, Zainab binti Khuzaimah, Ummu Salamah (Hindun binti Umayyah), Zainab binti Zahsy, Juwairiyah binti Al-Harits, Ummu Habibah (Ramlah), Shafiyah binti Huyay, Maimunah binti Al-Harits & Maria Al-Qibtiyah.
Nabi Muhammad menikahi mreka smua setelah Khadijah meninggal dunia. & mreka smua beliau nikahi dlam keadaan janda, kecuali Aisyah ra.
Jika dilihat dr faktor tiap pernikahan beliau, smuanya mempunyai hubungan yg kuat dgn dakwah & ajaran Islam yg dibawanya.
8. Anak & Putri Nabi Muhammad Saw
Anak & putri nabi Muhammad saw yaitu: Qasim, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, Fathimah, Abdullah & Ibrahim. Mreka smua lahir dr rahim Khadijah kecuali Ibrahim dr Maria Al-Qibtiah. Anak-anak beliau yg laki-laki smuanya meninggal sebelum usia dewasa.
9. Muhammad Saw Menjadi Rasul Allah
Turunnya wahyu pertama QS. Al-A’la: 1-5 di gua Hira pd hari Senin di bulan Ramadan pd usia yg ke 40 menjadi awal kerasulan Muhammad saw. Wahyu pertama tersebut berisi: "1) Bacalah dgn nama Tuhanmu yg menciptakan, 2) Yg menciptakan manusia dr segumpal darah, 3) Bacalah, & Tuhanmulah Yg Mahamulia, 4) Yg mengajari (manusia) dgn pena, 5) Dia mengajarkan manusia apa yg tidak diketahuinya."
Setelah menerima wahyu tersebut, Muhammad saw pulang menemui Khadijah & mengungkapkan kekhawatirannya trhadap dirinya. Khadijah menenangkan: "Bergembiralah! Demi Allah, Dia tidak akan pernah menyia-nyiakanmu. Demi Allah, engkau ini menghubungkan shilaturrahim (hubungan kerabat), berkata jujur, menanggung beban orang lemah, membantu orang yg tidak punya, memuliakan tamu, menolong orang-orang yg ditimpa bencana."
Khadijah lalu mempertemukannya dgn anak pamannya Waraqah bin Naufal, seorang pendeta Nasrani. Setelah menjelaskan peristiwa yg baru dialaminya di gua Hira, Waraqah menjelaskan bahwa yg datang kepd Muhammad saw itu yaitu malaikat yg pernah datang kepd nabi Musa As.
"Andai kata aku masih hidup & kuat di saat engkau diusir oleh kaummu" kata Waraqah.
"Apakah mreka akan mengusirku?" Tanya Muhammad Saw. "Ya…," jawabnya. (lihat HR Bukhari & Muslim).
10. Nabi Muhammad Saw Hijrah ke Madinah
Nabi Saw hijrah ke Madinah pd tahun ke 13 kenabian yg bertepatan dgn tahun 622 M. Di dlam riwayat Ibnu Ishak dijelaskan bahwa beliau keluar dr rumahnya yg saat itu sedang dikepung oleh pasukan bersenjata kaum musyrik Makkah yg ingin membunuhnya. Lalu Allah Swt menidurkan mreka. Sambil membaca QS. Yasin: 1-9 beliau manaruh pasir di kepala mreka smua, kemudian pergi ke rumah Abu Bakar untuk hijrah bersama ke kota Madinah. Nabi Muhammad saw tiba di Madinah pd hari Senin tanggal 12 Rabiul Awwal tahun 1 Hijriyah.
11. Peperangan Nabi Muhammad Saw
Yg mendasari peperangan nabi Muhammad Saw yaitu ayat-ayat berikut :
- "Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yg diperangi karena sesungguhnya mreka dizhalimi." (Al-Hajj: 39).
- "Perangilah di jalan Allah orang-orang yg memerangi kamu, tetapi jangan melampaui batas, sungguh Allah tidak menyukai orang-orang yg melampaui batas" (QS. Al-Baqarah: 190).
Dlam hal ini ada aturan-aturan perang, antara lain: Jangan membunuh anak-anak, orang tua, orang yg menyerah, pendeta & petugas rumah ibadah yg tidak menyerang, hewan tanpa tujuan maslahat, jangan membunuh dgn cara yg sadis & berlebihan (Tafsir Ibnu Katsir).
Dr sini jelas bahwa peperangan nabi Muhammad saw yaitu sebagai upaya pembelaan trhadap hak, bukan wasilah untuk islamisasi apalagi balas dendam. Adapun jumlah peperangan yg diikutinya ada sebannyak 27 kali.
12. Akhlak Nabi Muhammad Saw
Allah SWT menggambarkan akhlak nabi Muhammad secara umum di dlam QS. Al-Qalam ayat 4: "Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yg luhur"
a. Kesabaran Nabi Muhammad Saw
Tidak sedikit beban yg ditanggung oleh nabi Muhammad saw dlam menyebarkan dakwah ajaran yg dibawanya. Ejekan, makian, perlakuan kasar & ancaman pembunuhan diterimanya dr orang-orang musyrik Makkah. Namun itu smuanya tak membuat kesabarannya luntur.
Dlam riwayat Imam Bukhari & Muslim diceritakan bahwa Uqbah bin Abu Mu’ith pernah mencampakkan kotoran onta kepd Rasulullah Muhammad saw sementara beliau dlam keadaan sujud. Beliau terus sujud hingga putrinya Fathimah datang membuangnya.
Perlakuan kasar kaum Quraisy semakin bertambah setelah pamannya Abu Thalib & isterinya Khadijah meninggal dunia pd tahun 10 kerasulan. Karenanya beliau hijrah ke wilayah Thaif. Namun ternyata disini juga beliau tidak diterima, malah penduduk setempat menyuruh anak-anaknya untuk melemparinya dgn batu.
b. Kasih Sayang Nabi Muhammad Saw
Kasarnya tindakan pengusiran penduduk Thaif trhadap nabi Muhammad saw tidak membuat beliau serta merta mendoakan mreka dgn azab. Tapi justru sebaliknya: "Bahkan saya berharap agar Allah menjadikan dr keturunan mreka orang-orang yg menyembah Allah & tidak berbuat syirik kepd-Nya sedikit pun," kata beliau saat malaikat penjaga gunung menawarkan kepdnya untuk menimpakan gunung Abu Qubaisy & gunung yg di sebelahnya kepd penduduk Thaif. (Shahih Bukhari).
Dan bagaimana pun juga kasarnya perlakuan & azab dr kaum musyrik penduduk Makkah kepdnya & ummat pengikutnya, tapi itu tak membuatnya dendam kepd mreka di saat pembebasan Makkah pd tahun 8 H. Malah beliau saw memberikan amnesti besar-besaran kepd penduduk Makkah.
13. Keistimewaan yg Allah Berikan Kepadanya
a. Lima kelebihan yg tidak diberikan kepd orang sebelumnya
Dr Jabir bin Abdullah ra, nabi Muhammad saw bersabda: "Saya diberikan lima hal yg tidak diberikan kepd seorang pun sebelum saya;
diberi kemenangan dgn rasa takut (yg ditimpakan kepd musuh-musuhku) dlam jarak satu bulan perjalanan,
bumi dijadikan tempat shalat & suci untukku, maka siapa pun di antara ummatku yg mendapatkan waktu shalat hendaklah dia melakukannya,
dihalalkan untukku harta ghanimah & itu tidak dihalalkan kepd orang sebelum saya
diberi syafa’at
dahulu nabi diutus hanya kepd kaumnya, tetapi saya diutus kepd seluruh manusia." (HR. Bukhari & Muslim)
b. Keistimewaannya di hari kiamat
Dr Anas ra., nabi Muhammad saw bersabda: "Saya yaitu orang pertama yg diberikan syafaat pd hari kiamat nanti, nabi yg palling bannyak pengikutnya di hari kiamat, & orang pertama yg mengetuk pintu surga" (HR. Muslim).
Keistimewaan lainnya disebutkan di dlam riwayat Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda: "Saya yaitu pemimpin anak-anak Adam pd hari kiamat nanti, saya orang pertama yg dibangkitkan dr kubur, & saya orang pertama yg diberi syafaat (oleh Allah) & orang pertama yg memberi syafaat (kepd ummat manusia)." (HR. Muslim).
14. Ibadah Beliau
Aisyah ra. Berkata: Rasulullah saw pernah shalat hingga dua kakinya membengkak. Lalu beliau ditegur, beliau menjawab: "Apakah aku tidak pantas menjadi hamba yg bersyukur?"
15. Nabi Muhammad Saw Wafat
Beliau saw wafat pd tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriyah di waktu Dhuha dgn usia 63 tahun.
Sebelum ruhnya dicabut, beliau membaca :
"مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ, اللهُـمّ اغفِـر لى وارحمنى وألحقنى بالرفيق الأعلى, اللهم الرفيق الأعلى."
* Refrensi :
- A’rif Nabiyyaka Saw, Qism Ilmiy, Dar Al-Wathan, Riyadh
- Al-Mu’in ar-Raiq min Sirah Khairi al-Khalaiq, Prof. Dr. Sa’id M. Shaleh Shawabi, Risywan Kairo, 2008.
- Mushaf Al-Qur’an Terjemah, Pena, Jakarta, 2002
- Sirah Nabawiyah, Ibnu Katsir, Maktabah Syamilah
- Subul al-Huda wa ar-Rasyad, Maktabah Syamilah
- Tafsir Ibnu Katsir
- Raudhatul Anwar, Shafiurrahman Al-Mubarkafury, Pustaka Raja Fahd, Riyadh 1427 H
- Uyun al-Atsar, Maktabah Syamilah
kisah kehidupan nabi muhammad
Kisah Kehidupan Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dan Para Sahabat رضي الله عنهم
Dan orang-orang yang terdahulu; yang
mula-mula dari orang-orang “Muhajirin” dan “Ansar” (berhijrah dan
memberi bantuan), dan orang-orang yang menurut (jejak langkah) mereka
dengan kebaikan (iman dan taat), Allah reda kepada mereka dan mereka
pula reda kepada Nya, serta Dia menyediakan untuk mereka syurga-syurga
yang mengalir di bawahnya beberapa sungai, mereka kekal di dalamnya
selama-lamanya; itulah kemenangan yang besar.
(Surah At-Taubah, Ayat 100)
- Abu Hurairah r.a meriwayatkan bahawa Rasulullah s.a.w telah bersabda: "Tidaklah kalian masuk surga hingga kalian beriman. Dan tidaklah kalian beriman hingga saling menyayangi antara satu sama lain. Mahukah kalian aku tunjukkan suatu amalan yang jika kalian kerjakan niscaya kalian akan saling menyayangi antara satu sama lain? Sebarkanlah salam sebanyak-banyaknya diantara kalian" - (Muslim)
Sifat-Sifat Nabi Muhammad SAW
Telah dikeluarkan oleh Ya'kub bin Sufyan Al-Faswi dari Al-Hasan bin Ali ra. katanya: Pernah aku menanyai pamanku (dari sebelah ibu) Hind bin Abu Halah, dan aku tahu baginda memang sangat pandai mensifatkan perilaku Rasulullah SAW, padahal aku ingin sekali untuk disifatkan kepadaku sesuatu dari sifat beliau yang dapat aku mencontohinya, maka dia berkata:
Adalah Rasulullah SAW itu seorang yang agung yang senantiasa diagungkan, wajahnya berseri-seri layak bulan di malam purnamanya, tingginya cukup tidak terialu ketara, juga tidak terlalu pendek, dadanya bidang, rambutnya selalu rapi antara lurus dan bergelombang, dan memanjang hingga ke tepi telinganya, lebat, warnanya hitam, dahinya luas, alisnya lentik halus terpisah di antara keduanya, yang bila baginda marah kelihatannya seperti bercantum, hidungnya mancung, kelihatan memancar cahaya ke atasnya, janggutnya lebat, kedua belah matanya hitam, kedua pipinya lembut dan halus, mulutnya tebal, giginya putih bersih dan jarang-jarang, di dadanya tumbuh bulu-bulu yang halus, tengkuknya memanjang, berbentuk sederhana, berbadan besar lagi tegap, rata antara perutnya dan dadanya, luas dadanya, lebar antara kedua bahunya, tulang belakangnya besar, kulitnya bersih, antara dadanya dan pusatnya dipenuhi oleh bulu-bulu yang halus, pada kedua teteknya dan perutnya bersih dari bulu, sedang pada kedua lengannya dan bahunya dan di atas dadanya berbulu pula, lengannya panjang, telapak tangannya lebar, halus tulangnya, jari telapak kedua tangan dan kakinya tebal berisi daging, panjang ujung jarinya, rongga telapak kakinya tidak menyentuh tanah apabila baginda berjalan, dan telapak kakinya lembut serta licin tidak ada lipatan, tinggi seolah-olah air sedang memancar daripadanya, bila diangkat kakinya diangkatnya dengan lembut (tidak seperti jalannya orang menyombongkan diri), melangkah satu-satu dan perlahan-lahan, langkahnya panjang-panjang seperti orang yang melangkah atas jurang, bila menoleh dengan semua badannya, pandangannya sering ke bumi, kelihatan baginda lebih banyak melihat ke arah bumi daripada melihat ke atas langit, jarang baginda memerhatikan sesuatu dengan terlalu lama, selalu berjalan beriringan dengan sahabat-sahabatnya, selalu memulakan salam kepada siapa yang ditemuinya.
Kebiasaan Nabi
Kataku pula: Sifatkanlah kepadaku mengenai kebiasaannya!Jawab pamanku: Adalah Rasulullah SAW itu kelihatannya seperti orang yang selalu bersedih, senantiasa banyak berfikir, tidak pernah beristirshat panjang, tidak berbicara bila tidak ada keperluan, banyak diamnya, memulakan bicara dan menghabiskannya dengan sepenuh mulutnva, kata-katanya penuh mutiara mauti manikam, satu-satu kalimatnya, tidak berlebih-lebihan atau berkurang-kurangan, lemah lembut tidak terlalu kasar atau menghina diri, senantiasa membesarkan nikmat walaupun kecil, tidak pernah mencela nikmat apa pun atau terlalu memujinya, tiada seorang dapat meredakan marahnya, apabila sesuatu dari kebenaran dihinakan sehingga dia dapat membelanya.
Dalam riwayat lain, dikatakan bahwa baginda menjadi marah kerana sesuatu urusan dunia atau apa-apa yang bertalian dengannya, tetapi apabila baginda melihat kebenaran itu dihinakan, tiada seorang yang dapat melebihi marahnya, sehingga baginda dapat membela kerananya. Baginda tidak pernah marah untuk dirinya, atau membela sesuatu untuk kepentingan dirinya, bila mengisyarat diisyaratkan dengan semua telapak tangannya, dan bila baginda merasa takjub dibalikkan telapak tangannya, dan bila berbicara dikumpulkan tangannya dengan menumpukan telapak tangannya yang kanan pada ibu jari tangan kirinya, dan bila baginda marah baginda terus berpaling dari arah yang menyebabkan ia marah, dan bila baginda gembira dipejamkan matanya, kebanyakan ketawanya ialah dengan tersenyum, dan bila baginda ketawa, baginda ketawa seperti embun yang dingin.
Berkata Al-Hasan lagi: Semua sifat-sifat ini aku simpan dalam diriku lama juga. Kemudian aku berbicara mengenainya kepada Al-Husain bin Ali, dan aku dapati ianya sudah terlebih dahulu menanyakan pamanku tentang apa yang aku tanyakan itu. Dan dia juga telah menanyakan ayahku (Ali bin Abu Thalib ra.) tentang cara keluar baginda dan masuk baginda, tentang cara duduknya, malah tentang segala sesuatu mengenai Rasulullah SAW itu.
Rumah Nabi
Berkata Al-Hasan ra. lagi: Aku juga pernah menanyakan ayahku tentang masuknya Rasulullah SAW lalu dia menjawab: Masuknya ke dalam rumahnya bila sudah diizinkan khusus baginya, dan apabila baginda berada di dalam rumahnya dibagikan masanya tiga bagian. Satu bagian khusus untuk Allah ta'ala, satu bagian untuk isteri-isterinya, dan satu bagian lagi untuk dirinya sendiri. Kemudian dijadikan bagian untuk dirinya itu terpenuh dengan urusan di antaranya dengan manusia, dihabiskan waktunya itu untuk melayani semua orang yang awam maupun yang khusus, tiada seorang pun dibedakan dari yang lain.
Di antara tabiatnya ketika melayani ummat, baginda selalu memberikan perhatiannya kepada orang-orang yang terutama untuk dididiknya, dilayani mereka menurut kelebihan diri masing-masing dalam agama. Ada yang keperluannya satu ada yang dua, dan ada yang lebih dari itu, maka baginda akan duduk dengan mereka dan melayani semua urusan mereka yang berkaitan dengan diri mereka sendiri dan kepentingan ummat secara umum, coba menunjuki mereka apa yang perlu dan memberitahu mereka apa yang patut dilakukan untuk kepentingan semua orang dengan mengingatkan pula: "Hendaklah siapa yang hadir menyampaikan kepada siapa yang tidak hadir. Jangan lupa menyampaikan kepadaku keperluan orang yang tidak dapat menyampaikannya sendiri, sebab sesiapa yang menyampaikan keperluan orang yang tidak dapat menyampaikan keperluannya sendiri kepada seorang penguasa, niscaya Allah SWT akan menetapkan kedua tumitnya di hari kiamat", tiada disebutkan di situ hanya hal-hal yang seumpama itu saja.
Baginda tidak menerima dari bicara yang lain kecuali sesuatu untuk maslahat ummatnya. Mereka datang kepadanya sebagai orang-orang yang berziarah, namun mereka tiada meninggalkan tempat melainkan dengan berisi. Dalam riwayat lain mereka tiada berpisah melainkan sesudah mengumpul banyak faedah, dan mereka keluar dari majelisnya sebagai orang yang ahli dalam hal-ihwal agamanya.
Luaran Nabi
Berkata Al-Hasan r.a. lagi: Kemudian saya bertanya tentang keadaannya di luar, dan apa yang dibuatnya? Jawabnya: Adalah Rasulullah SAW ketika di luar, senantiasa mengunci lidahnya, kecuali jika memang ada kepentingan untuk ummatnya. Baginda selalu beramah-tamah kepada mereka, dan tidak kasar dalam bicaranya. Baginda senantiasa memuliakan ketua setiap suku dan kaum dan meletakkan masing-masing di tempatnya yang layak. Kadang-kadang baginda mengingatkan orang ramai, tetapi baginda senantiasa menjaga hati mereka agar tidak dinampakkan pada mereka selain mukanya yang manis dan akhlaknya yang mulia. Baginda selalu menanyakan sahabat-sahabatnya bila mereka tidak datang, dan selalu bertanyakan berita orang ramai dan apa yang ditanggunginya. Mana yang baik dipuji dan dianjurkan, dan mana yang buruk dicela dan dicegahkan.
Baginda senantiasa bersikap pertengahan dalam segala perkara, tidak banyak membantah, tidak pernah lalai supaya mereka juga tidak suka lalai atau menyeleweng, semua perkaranya baik dan terjaga, tidak pernah meremehkan atau menyeleweng dari kebenaran, orang-orang yang senantiasa mendampinginya ialah orang-orang paling baik kelakuannya, yang dipandang utama di sampingnya, yang paling banyak dapat memberi nasihat, yang paling tinggi kedudukannya, yang paling bersedia untuk berkorban dan membantu dalam apa keadaan sekalipun.
Majlis Nabi
Berkata Al-Hasan ra. lagi: Saya lalu bertanya pula tentang majelis Nabi SAW dan bagaimana caranya ? Jawabnya: Bahwa Rasulullah SAW tidak duduk dalam sesuatu majelis, atau bangun daripadanya, melainkan baginda berzikir kepada Allah SWT baginda tidak pernah memilih tempat yang tertentu, dan melarang orang meminta ditempatkan di suatu tempat yang tertentu. Apabila baginda sampai kepada sesuatu tempat, di situlah baginda duduk sehingga selesai majelis itu dan baginda menyuruh membuat seperti itu. Bila berhadapan dengan orang ramai diberikan pandangannya kepada semua orang dengan sama rata, sehingga orang-orang yang berada di majelisnya itu merasa tiada seorang pun yang diberikan penghormatan lebih darinya. Bila ada orang yang datang kepadanya kerana sesuatu keperluan, atau sesuatu masliahat, baginda terus melayaninya dengan penuh kesabaran hinggalah orang itu bangun dan kembali.Baginda tidak pernah menghampakan orang yang meminta daripadanya sesuatu keperluan, jika ada diberikan kepadanya, dan jika tidak ada dijawabnya dengan kata-kata yang tidak mengecewakan hatinya. Budipekertinya sangat baik, dan perilakunya sungguh bijak. Baginda dianggap semua orang seperti ayah, dan mereka dipandang di sisinya semuanya sama dalam hal kebenaran, tidak berat sebelah. Majelisnya semuanya ramah-tamah, segan-silu, sabar menunggu, amanah, tidak pemah terdengar suara yang tinggi, tidak dibuat padanya segala yang dilarangi, tidak disebut yang jijik dan buruk, semua orang sama kecuali dengan kelebihan taqwa, semuanya merendah diri, yang tua dihormati yang muda, dan yang muda dirahmati yang tua, yang perlu selalu diutamakan, yang asing selalu didahulukan.
Berkata Al-Hasan ra. lagi: Saya pun lalu menanyakan tentang kelakuan Rasulullah SAW pada orang-orang yang selalu duduk-duduk bersama-sama dengannya? Jawabnya: Adalah Rasulullah SAW selalu periang orangnya, pekertinya mudah dilayan, seialu berlemah-lembut, tidak keras atau bengis, tidak kasar atau suka berteriak-teriak, kata-katanya tidak kotor, tidak banyak bergurau atau beromong kosong segera melupakan apa yang tiada disukainya, tidak pernah mengecewakan orang yang berharap kepadanya, tidak suka menjadikan orang berputus asa. Sangat jelas dalam perilakunya tiga perkara yang berikut. Baginda tidak suka mencela orang dan memburukkannya. Baginda tidak suka mencari-cari keaiban orang dan tidak berbicara mengenai seseorang kecuali yang mendatangkan faedah dan menghasilkan pahala.
Apabila baginda berbicara, semua orang yang berada dalam majelisnya memperhatikannya dengan tekun seolah-olah burung sedang tertengger di atas kepala mereka. Bila baginda berhenti berbicara, mereka baru mula berbicara, dan bila dia berbicara pula, semua mereka berdiam seribu basa. Mereka tidak pernah bertengkar di hadapannya. Baginda tertawa bila dilihatnya mereka tertawa, dan baginda merasa takjub bila mereka merasa takjub. Baginda selalu bersabar bila didatangi orang badwi yang seringkali bersifat kasar dan suka mendesak ketika meminta sesuatu daripadanya tanpa mahu mengalah atau menunggu, sehingga terkadang para sahabatnya merasa jengkel dan kurang senang, tetapi baginda tetap menyabarkan mereka dengan berkata: "Jika kamu dapati seseorang yang perlu datang, hendaklah kamu menolongnya dan jangan menghardiknya!". Baginda juga tidak mengharapkan pujian daripada siapa yang ditolongnya, dan kalau mereka mau memujinya pun, baginda tidak menggalakkan untuk berbuat begitu. Baginda tidak pernah memotong bicara sesiapa pun sehingga orang itu habis berbicara, lalu barulah baginda berbicara, atau baginda menjauh dari tempat itu.
Diamnya Nabi
Berkata Al-Hasan r.a. lagi: Saya pun menanyakan pula tentang diamnya, bagaimana pula keadaannya? Jawabnya: Diam Rasulullah SAW bergantung kepada mempertimbangkan empat hal, yaitu: Kerana adab sopan santun, kerana berhati-hati, kerana mempertimbangkan sesuatu di antara manusia, dan kerana bertafakkur. Adapun sebab pertimbangannya ialah kerana persamaannya dalam pandangan dan pendengaran di antara manusia. Adapun tentang tafakkurnya ialah pada apa yang kekal dan yang binasa. Dan terkumpul pula dalam peribadinya sifat-sifat kesantunan dan kesabaran. Tidak ada sesuatu yang boleh menyebabkan dia menjadi marah, ataupun menjadikannya membenci. Dan terkumpul dalam peribadinya sifat berhati-hati dalam empat perkara, iaitu: Suka membuat yang baik-baik dan melaksanakannya untuk kepentingan ummat dalam hal-ehwal mereka yang berkaitan dengan dunia mahupun akhirat, agar dapat dicontohi oleh yang lain. Baginda meninggalkan yang buruk, agar dijauhi dan tidak dibuat oleh yang lain. Bersungguh-sungguh mencari jalan yang baik untuk maslahat ummatnya, dan melakukan apa yang dapat mendatangkan manfaat buat ummatnya, baik buat dunia ataupun buat akhirat.
pengertian cinta yang baik
HAKIKAT CINTA MENURUT ISLAM DAN PSIKOLOGI
Sumber: Penjajailmu.blogspot.com |
Cinta merupakan hal yang mendasar dalam hidup ini, terkadang cinta
membawa bahagia bagi manusia, dan dapat pula berubah menjadi prahara. Cinta
adalah instrumen untuk mencapai tujuan, pada dasarnya cinta adalah netral,
tetapi terpulang siapakah yang mengemudi cinta itu sendiri, jiwa nafsu syahwat
yang mendominasi maka wajarlah cinta itu akan berakhir dengan kebinasaan,
tetapi ketika cinta yang bertaburan dengan bunga iman kepada Allah maka cinta
adalah pengikat antara manusia dengan tuhannya, sehingga akan menjadikan dia
ikhlas beribadah. Dalam mendefinisikan cinta, banyak dari para pemikir,
mengkiaskan makna cinta dalam kata-katanya, Al-Ashma’i berkata, saya
pernah bertanya kepada seorang arab badui tentang cinta. Dia menjawab, “cinta
itu tersembunyi di dalam batu. Apabila dinyalakan, ia akan tampak. Namun
apabila dibiarkan, ia pun sembunyi di dalamnya”. menurut ibnu Al-Qoyyim,
orang-orang berakal sepakat mencela orang yang mencintai sesuatu, yang membuat
dirinya celaka karena kecintaanya itu. Cinta adalah fitrah yang dianugerahkan
Allah kepada para Mahklukya.
Lantas bagaimana islam menyikapi emosi cinta
yang selalu membawa kebahagiaan, namun sering juga membawa malapetaka bagi
pecinta maupun yang dicintainya, adakah cinta yang sejati, dan
bagaimana pula pengaruhnya terhadap manusia. masalah inilah yang saya akan paparkan dalam artikel ini.
Hadits Tentang Hakikat Cinta
Memaknai cinta yang sebenarnya, tentu kita
harus mengambil dari sumber yang yang benar pula, yakni Al-Qur’an dan Hadits, ada beberapa makna cinta dalam hadits
(cinta kepada sesama, cinta kepada lawan jenis, dan cinta kepada Allah) Berikut
ini:
1. Cinta kepada sesama
Di antara langkah syaitan dalam menggoda dan menjerumuskan manusia
adalah dengan memutuskan tali hubungan antara sesama umat Islam. Ironinya,
banyak umat Islam terpedaya mengikuti langkah langkah syaitan itu. Mereka
menghindar dan tidak menyapa saudaranya sesama muslim tanpa sebab yang dibenarkan
syara’. Misalnya karena percekcokan masalah harta atau karena situasi buruk
lainnya. Terkadang, putusnya hubungan tersebut langsung terus hingga
setahun. Bahkan ada yang sumpah untuk tidak mengajaknya bicara selama-lamanya,
atau bernadzar untuk tidak menginjak rumahnya. Jika secara tidak sengaja
berpapasan di jalan ia segera membuang muka. Jika bertemu di suatu majlis ia
hanya menyalami yang sebelum dan sesudahnya dan sengaja melewatinya. Inilah
salah satu sebab kelemahan dalam masyarakat Islam. Karena itu, hukum
syariat dalam masalah tersebut amat tegas dan ancamanya pun sangat keras.
Abu Hurairah Radhiallahu’anhu berkata, Rasululloh
Shallallahu’alaihi wasallam bersabda, yang artinya: “Tidak halal
seorang muslim memutuskan hubungan dengan saudaranya (sesama muslim) lebih dari
tiga hari, barang siapa memutuskan lebih dari tiga hari dan meninggal maka ia
masuk neraka” (HR: Abu Dawud, 5/215, Shahihul Jami’: 7635)
Abu khirasy Al Aslami Radhiallahu’anhu berkata,
Rasululloh Shallallahu’alaihi wasallam bersabda, yang artinya: “Barangsiapa
memutus hubungan dengan saudaranya selama setahun maka ia seperti mengalirkan
darahnya (membunuhnya) “ (HR: Al Bukhari Dalam Adbul Mufrad no : 406,
dalam Shahihul Jami’: 6557)
Untuk membuktikan betapa buruknya memutuskan hubungan antara
sesama muslim cukuplah dengan mengetahui bahwa Alloh menolak memberikan ampunan
kepada mereka. Dalam hadits riwayat Abu Hurairah Radhiallahu’anhu,
Rasululloh Shallallahu’alaihi wasallam bersabda, yang artinya: “semua
amal manusia diperlihatkan (kepada Allah) pada setiap Jum’at (setiap pekan) dua
kali; hari senin dan hari kamis. Maka setiap hamba yang beriman diampuni
(dosanya) kecuali hamba yang di antara dirinya dengan saudaranya ada
permusuhan. Difirmankan kepada malaikat :” tinggalkanlah atau tangguhkanlah
(pengampunan untuk) dua orang ini sehingga keduanya kembali berdamai” (HR:
Muslim: 4/1988)
Jika salah seorang dari keduanya bertaubat kepada Alloh, ia harus
bersilaturrahim kepada kawannya dan memberinya salam. Jika ia telah
melakukannya, tetapi sang kawan menolak maka ia telah lepas dari tanggungan
dosa, adapun kawannya yang menolak damai, maka dosa tetap ada padanya.
Abu Ayyub Radhiallahu’anhu meriwayatkan,
Rasululloh Shallallahu’alaihi wasallam bersabda, yang artinya: “Tidak
halal bagi seorang laki-laki memutuskan hubungan saudaranya lebih dari tiga
malam. Saling berpapasan tapi yang ini memalingkan muka dan yang itu (juga)
membuang muka. Yang terbaik di antara keduanya yaitu yang memulai salam” (HR:
Bukhari, Fathul Bari: 10/492)
Tetapi jika ada alasan yang dibenarkan, seperti karena ia
meninggalkan shalat, atau terus menerus melakukan maksiat sedang pemutusan
hubungan itu berguna bagi yang bersangkutan misalnya membuatnya kembali kepada
kebenaran atau membuatnya merasa bersalah maka pemutusan hubungan itu hukumnya
menjadi wajib. Tetapi jika tidak mengubah keadaan dan ia malah berpaling,
membangkang, menjauh, menantang, dan menambah dosa maka ia tidak boleh
memutuskan hubungan dengannya. Sebab perbuatan itu tidak membuahkan maslahat
tetapi malah mendatangkan madharat. Dalam keadaan seperti ini, sikap yang benar
adalah terus-menerus berbuat baik dengannya menasehati, dan mengingatkannya.
2. Cinta Kepada lawan Jenis
Islam yang sempurna telah mengatur hubungan dengan lawan jenis.
Hubungan ini telah diatur dalam syariat suci yaitu pernikahan. Pernikahan yang
benar dalam Islam juga bukanlah yang diawali dengan pacaran, tapi dengan
mengenal karakter calon pasangan tanpa melanggar syariat. Melalui pernikahan
inilah akan dirasakan percintaan yang hakiki dan berbeda dengan pacaran yang
cintanya hanya cinta bualan.
Dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kami
tidak pernah mengetahui solusi untuk dua orang yang saling mencintai semisal
pernikahan.” (HR. Ibnu Majah no. 1920. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al
Albani)
Kalau belum mampu menikah, tahanlah diri dengan berpuasa.
Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa
yang mampu untuk menikah, maka menikahlah. Karena itu lebih akan menundukkan
pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka
berpuasalah karena puasa itu bagaikan kebiri.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
Ibnul Qayyim berkata, ”Hubungan intim tanpa pernikahan adalah haram
dan merusak cinta, malah cinta di antara keduanya akan berakhir dengan sikap
saling membenci dan bermusuhan, karena bila keduanya telah merasakan kelezatan
dan cita rasa cinta, tidak bisa tidak akan timbul keinginan lain yang belum
diperolehnya.”
Cinta sejati akan ditemui dalam pernikahan yang dilandasi oleh
rasa cinta pada-Nya. Mudah-mudahan Allah memudahkan kita semua untuk
menjalankan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya. Agama islam
mengakui adanya cinta terhadap lawan jenis sebagi iringan motivasi seksual,
karena itu merupakan emosi fitrah manusia, selama sesuai dengan cara yang telah
disyariatkan, yaitu menikah.
3. Cinta Kepada Allah dan Rasul
Mencintai dan mengagungkan sunnah Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam yang sebenarnya adalah dengan meneladani petunjuk
dan sunnah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, dengan berusaha
mempelajari dan mengamalkannya dengan baik. Dan bukanlah mencintai dan
mengagungkan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan
melakukan perbuatan-perbuatan bid’ah dengan mengatasnamakan
cinta kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, atau memuji dan
mensifati beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam secara
berlebihan, dengan menempatkan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi
kedudukan yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala tempatkan
beliau padanya.
Dalam sebuah hadits shahih, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda, “Janganlah kalian memuji diriku secara
berlebihan dan melampaui batas, sebagaimana orang-orang nasrani melampaui batas
dalam memuji (Nabi Isa) bin Maryam, karena sesungguhnya aku hanyalah seorang
hamba Allah, maka katakanlah: hamba Allah dan Rasul-Nya.“
Inilah makna cinta kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam yang dipahami dan diamalkan oleh generasi terbaik umat ini,
para sahabat radhiallahu ‘anhum. Anas bin Malik radhiallahu
‘anhu berkata, “Tidak ada seorangpun yang paling dicintai oleh para
sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi
beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, akan tetapi jika mereka
melihat beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka tidak berdiri
(untuk menghormati beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam), karena
mereka mengetahui bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membenci
perbuatan tersebut. Hadits lainnya yang mengungkapkan keutamaan cinta kepada
Allah dan Rasu-Nya, adalah:
Rasulullah SAW bersabda, ”tiga golongan yan
akan merasakan manisnya iman yaitu: golongan yang mencintai Allah dan Rasul-Nya
lebih dari apapun, golongan yang tidak mencintai orang lain melainkan hanya
karena Allah, dan golongan yang tidak kembali kepada kekufuran sebagaimana ia
tidak ingin dilemparkan ke dalam api neraka.” (HR.
Al Bukhari dan Muslim, At-Tirmidzi, serta An-Nasa’i, dari Anas)
Nabi SAW menjelaskan bahwa ada tiga hal yang apabila diamalkan
oleh seseorang maka ia akan merasakan manisnya iman. Manis disini menunjukkan
arti nikmat, senang, suka terhadap iman. Apabila seseorang merasa nikmat
terhadap sesuatu maka ia tidak akan rela apabila sesuatu itu lepas dan hilang
dari dirinya, apalagi kenikmatan itu adalah kenikmatan iman, suatu anugerah
terbesar yang seharusnya kita syukuri dan harus benar-benar dipertahankan
sampai akhir hayat kita. Jika kita berhasil mempertahankan iman sampai ajal
menjemput, maka demi Allah, surga telah menanti kita.
Makna Cinta Dalam Perspektif Psikologi
Dari paparan diatas, mengenai hadits tentang
cinta, jika ditinjau dari sisi psikologis pada manusia dapat di lihat
manfaatnya sebagai berikut:
1. Cinta kepada sesama. Manusia
adalah makhluk sosial, mustahil rasanya jika manusia mampu untuk hidup
sendiri, manusia terlahir di dunia dengan segala kebatasan pada
kemampuannya, dan di anugerahi dengan segala kelebihannya. Dalam memenuhi
kebutuhan hidup, manusia harus berinteraksi dengan manusia lainnya dalam bentuk
sebuah masyarakat. Dalam hal ini, Cinta kepada sesama, merupakan hal yang
mendasar dalam mengatur interaksi seseorang dengan yang lainnya, dari faktor
cinta inilah timbulnya rasa kemanusiaan pada diri seseorang, ia dengan senang
hati untuk menolong orang lain hanya karena-Nya. Timbulnya rasa solidaritas
antar sesama manusia, sebenarnya berasal dari rasa cinta yang melahirkan empati
terhadap sesama.
2. Cinta kepada lawan jenis. islam
sebagai agama yang sempurna, memperhatikan juga aspek-aspek duniawi
dan sekaligus memberi solusinya. Dalam hal cinta kepada lawan jenis, islam
memandangnya sebagai fitrah, manusia dibekali rasa cinta kepada lawan jenis
untuk memotivasi memperbanyak keturunan, tetapi islam juga memberi rambu-rambu
atas cinta kepada lawan jenis ini, dengan solusinya adalah dengan membangun
keluarga dengan jalan menikah. Islam mengecam perzinaan, tetapi sangat
menganjurkan untuk menikah bagi yang mampu secara fisik dan psikis, andaikata
tidak atau belum mampu menikah, islam mengajurkan untuk berpuasa dan menahan
diri dari segala hal yang membangkitkan syahwat.
3. Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya
Menurut utsman najati, cinta kepada Allah merupakan
bentuk tertinggi dari rasa cinta yang ada pada diri manusia. Jika kita mau
melihat realita, banyak gangguan jiwa berawal dari rasa cinta yang tinggi
kepada hal-hal yang bersifat materi, misalnya rasa cinta kepada kekasih (suami
atau istri), cinta kepada harta, cinta kepada pekerjaan dan rasa cinta yang
semisalnya. Yang mengakibatkan seseorang terus memuaskan rasa cintanya –yang
pada hakikatnya tidak akan pernah terpuaskan— dengan berlebihan.
Pada akhirnya, hanya kekecewaan yang ia dapatkan karena cintanya itu bisa saja
bertepuk sebelah tangan ataupun cinta itu hanya semu dan nisbi. Jika kondisi
ini terus menerus terjadi dan ia terus terombang ambing dalam kesedihan yang
mendalam maka sederet gangguan jiwa menantinya.
Cinta kepada Allah yang di refleksikan dalam
rasa pengharapan yang tinggi kepada-Nya, menumbuhkan sikap pasrah dan ridho
kepadanya, semua yang terjadi terhadapnya akan dihadapi dengan lapang dada,
sehingga menimbulkan optimistis, rasa syukur atas nikmatnya, karena semua yang
terjadi padanya pasti ada hikmah yang cukup besar bagi dirinya, hal
inilah yang menjadikan seseorang, selalu dalam keadaan tenang dan bahagia.
Kesimpulan
Setelah membicarakan tentang hakikat cinta yang, hendaknya kita menyadari
bahwa, cinta kepada dunia dan seisinya adalah nisbi dan relatif. Cinta
yang sejati adalah cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.
Langganan:
Postingan (Atom)